Akhir-akhir ini saya berpikir: Seandainya suatu hari, saya akan kehilangan salah satu anggota tubuh, bagian mana yang kira-kira semudah itu diikhlaskan? Sekitar 4 bulan lalu, saya berkenalan dengan seorang pria buta. Dia kehilangan pengelihatannya karena lambatnya penanganan pasca kecelakaan. Saya tidak yakin, bahwa menyebutkan namanya di tulisan ini menguntungkan bagi dia, jadi cukuplah kisah kami berdua, saya kenang dalam hati. Meskipun daya pengelihatannya tersisa 40 persen, tapi saya pikir siang dan malamnya tidak lagi beda. Saya tidak merasa iba, karena berdasarkan buku-buku dan video-video dokumentasi penelitian, dapat disimpulkan bahwa orang buta lebih bisa melihat alias lebih peka dibandingkan orang normal. Jadi, sudah sepantasnya saya merasa malu kalau saya tidak bisa memanfaatkan mata saya secara maksimal. Lantas saya berpikir: Memangnya mata saya ini buat apa? "Buat baca buku." Ah! Enggak juga. Zaman sekarang ini sudah semakin banyak buku-buku yang ditulis mengguna
- Dapatkan link
- Aplikasi Lainnya