Aku mengingat semuanya. Aku berhasil mengingat semuanya. Sejak awal pertemuan kita hingga hari ini.
Aku merenungkan semuanya. Aku masih merenungkan semuanya. Kita menjadi seperti sekarang karena perbuatanku sendiri. Karena kebodohanku. Kelalaianku. Kecerobohanku. Kelemahanku.
Aku tahu aku tidak pantas menerima maaf darimu. Kamu tidak harus memaafkanku, jika kamu tidak mau.
Tapi tetap saja. Aku ingin minta maaf. Aku merasa malu. Maka dari itu aku minta maaf.
Aku menyadari kesalahanku. Aku dzolim pada diriku sendiri. Dan aku minta maaf. Minta maaf kepadamu. Juga minta maaf kepada diriku sendiri.
Aku ingin memperbaiki diriku. Karena aku tahu apa saja kesalahanku. Maka dari itu aku minta maaf.
Tulus dari lubuk hatiku yang terdalam. Aku benar-benar minta maaf.
Terima kasih atas kesabaranmu. Terima kasih sudah bersikap lembut kepadaku. Terima kasih atas usaha dan kerja kerasmu untuk menjadikanku versi yang lebih baik.
Jika bagimu sudah terlambat bagiku untuk menyadari semuanya, maka aku berserah diri dan pasrah. Ini konsekuensi yang patut aku terima dan jalani. Dari orang sebaik kamu.
Terima kasih. Aku bersyukur bertemu kamu.
Dipertemukan olehmu merupakan nikmat terbesarku. Kamu bagaikan hujan yang turun di musim kering paceklik. Alhamdulillah. Terima kasih.
Kepada kamu, pemilik gelang naga hitam pasanganku.
Komentar
Posting Komentar
Apa yang Anda pikirkan setelah membaca tulisan ini?