Cerita Kucingku: Patah Hati Seperti Di Drama-Drama Korea

Hai, nama saya Mew. Saya belum menikah tapi sudah punya anak. Ya, anak kucing sih.

Sekarang total anak-anak saya ada 17 ekor, belum termasuk yang ada dalam kandungan. Kandungannya Si Klining, induk kucing saya.

Btw, kamu tahu gak sih, kalau kucing juga bisa jatuh cinta dan patah hati? Hipotesa saya ini berdasarkan pengalaman romansa salah satu kucing saya. Kisah ini terjadi di akhir tahun 2022.

Namanya Kucing. Dia jantan. Warnanya putih, corak totol oranye. Badannya padat dan gempal. Tapi berotot, soalnya rajin nge-gym dan minum susu protein.

Ukuran kepalanya lebih besar dari badannya. Sorot matanya menarik meskipun sipit. Mukanya tembem, kayak lagi nyimpen makanan di pipinya. Kurang lebih perawakannya mirip Doraemon.

Dia betah ngejomblo meskipun usianya sudah hampir 2 tahun. Padahal, umumnya kucing-kucing akan mulai puber di usia 6 bulan, tapi kucing saya berbeda. Dia menganut paham Shining SOLO.

Jujurly, ngelihat perilaku dia yang enggak pada umumnya begini, saya jadi bertanya-tanya: Dia kenapa sih? Padahal makan dan minumnya bagus. Aktif. Ganteng, gagah, badannya atletis...

Berkepribadian baik, penyayang, perhatian, pintar, sholeh...

Hemat, bebas finansial, royal, setia, suka menolong, supel, pekerja keras, sayang orangtua... 

Hmm, apa lagi ya? Hehehe...


Kucing juga bisa jatuh cinta dan patah hati.


Selain itu, meskipun ada banyak kucing betina mampir ke rumah, dia sama sekali gak bergeming. Malah diusir atau diajakin gelut.

Yang kayak begini tuh, ciri-cirinya kucing guy, gak sih? GUY. G-U-Y.

Mulai sejak itu, setiap kali ada kesempatan berduaan sama Si Kucing, saya bakalan nge-brainwash dia.

"Sayangku, kamu sudah punya pacar belum nih? Hehe... Kamu kan sering main belakangan ini. Ada gak sih yang kamu suka? Kalau ada, bawa dong ke sini, kenalin ke mama."

Omongan kayak gini tuh sudah persis emak-emak yang sering nanya "Kapan nikah?" ke anaknya gak sih?

Kadang-kadang saya juga mulai nyelipin kriteria calon istri selera saya ke dia:

"Nanti kamu cari yang cantik, ya. Cari yang pintar, sayang sama kamu, dan sayang sama anak-anak kalian nanti. Setia dan bertanggungjawab."

***


Sampai suatu hari, dia mulai melolong seperti kucing kebelet kawin.

Saya penasaran dong: Dia melolong ke arah mana sih?

Setelah saya cari tahu, ternyata dia naksir kucing tetangga. Kucing sebelah rumah! Setahu saya, tetangga saya ini cuma miara kucing ras, seperti kucing siam, persia, birman, dan lain-lain.

Oh, jadi tipe cewek kamu yang kayak gitu, Cing? Kucing bule, ya? Kucing ras domestik?

Saya sih happy-happy saja, karena kalau dari POV saya, Si Kucing punya selera yang bagus. Tapi, di sisi lain, saya juga kuatir karena dia ini cuma kucing kampung. Apa majikan dari kucing yang dia taksir itu ngebolehin mereka kawin?

***


Si Kucing mulai sering main ke rumah sebelah. Meskipun lagi makan, begitu crush-nya muncul, langsung nyamperin si dia. Persis lirik lagunya MAIA: Aku mau makan, ku ingat kamu. Aku mau tidur, juga ingat kamu. Mengapa semua serba kamu?

Pokoknya, kesengsem banget deh.

Mungkin karena ini cinta pertamanya Si Kucing ya, jadi kayaknya dia gak berani buat langsung nembak. Penjajakan saja terus tiap hari. Sampai lebih dari 3 bulan, masih saja pendekatan.

Sampai pada suatu hari, tiba-tiba crush-nya menghilang. Enggak ada kabar sama sekali.

Meskipun sudah dicariin sama Si Kucing, dia tetap enggak muncul. Melihat itu, saya jadi berempati ke Kucing. Tiap hari saya hibur dia. Saya ajakin dia buat positive thinking.

"Mungkin dia memang lagi enggak ada di rumah, bukannya enggak mau ketemu kamu. Atau lagi sibuk? Doain saja supaya dia sehat-sehat saja, ya Cing."


Aku mau makan, ku ingat kamu. Aku mau tidur, juga ingat kamu.


Seminggu kemudian, gebetannya muncul lagi.

Kejadiannya tepat di jam sarapan. Si Kucing yang tadinya lagi asyik makan tongkol kesukaannya, tiba-tiba langsung berlari seganteng mungkin ke arah crush-nya, sambil manggil-manggil lirih: Meong~ Nyang nyaaang?

Crush-nya menoleh ke arah Si Kucing, lalu nyapa balik: "Hai, Kucing."

Kira-kira, seperti itulah percakapan di antara mereka.

Tapi, sedikit lagi mereka akhirnya bisa lovey dovey kayak dulu, tiba-tiba Si Kucing dihadang oleh kucing lain!

Perawakan kucing itu mirip sama gebetannya Si Kucing. Sama-sama kucing ras. Kucing tonkin. Insting saya mengatakan: mereka sudah couple-an.

Awalnya Si Kucing enggak perduli. Dia pengen maju terus mendekati kekasihnya. Tapi kucing pendatang baru itu juga bersikeras menghalang-halangi.

Si Kucing terus menerus manggil: "Sayaaang, sayaang, aku di sini."

Sayangnya, si crush ini bukannya nyamperin balik, tapi malah berjalan menjahuhi Si Kucing.

Setelah kejadian itu, nafsu makan Si Kucing jadi berkurang. Enggak kepengen beraktivitas juga. Tidur saja seharian di teras depan rumah atau kolong mobil.

Saya bujuk-bujuk dia supaya mau makan dan main lagi.

"Pasti berat ya, Kucing. Gak apa-apa, ya? Mudah-mudahan nanti kamu ketemu sama yang lebih baik lagi, lebih cantik dan lebih sayang ke kamu. Lebih setia juga."


cerita cinta kucingku


Saya benar-benar gak habis pikir!

Mereka sudah bersama-sama selama lebih dari tiga bulan. Tapi baru seminggu gak ketemu, ternyata sudah move on. Secepat itu ninggalin Si Kucing? Tega bener!

Tapi quote cinta seperti "biarlah waktu yang menyembuhkan", memang benar adanya.

Lambat laun, Si Kucing mau membuka hatinya lagi untuk menerima cinta yang baru. Dia sekarang sudah punya istri dan anak. Sudah jadi kepala keluarga.

Selamat ya, Cing!

***


Btw, saya cuma mau ngasih tahu. Bulan Februari 2024 lalu, saya berpapasan tetangga saya, pemilik kucing yang ditaksir oleh kucing saya itu. Trus kami ngobrol sebentar.

Dari situ, akhirnya saya tahu, kalau nama kucing itu adalah Jelly. Lebih muda 1 tahun dari Si Kucing. Dan dia Jantan.

***


Nama saya Mew, dan ini adalah cerita cinta kucingku. Terima kasih sudah membaca. Sampai jumpa di postingan berikutnya. Bye bye.

Komentar