Masih hype gak sih, berita tentang Kemenkominfo yang ngeblokir-blokir platform luar negeri seperti Steam, Yahoo!, Paypal, Epic Games, EA, LinkedIn, dan lain-lain? Soalnya, kayaknya sih sudah mulai basi dan redup redam gara-gara ketimpa isu kontroversial Coki Pardede dibebaskan dari penjara.
Saya sempat panik karena saldo Paypal yang saya kumpulin selama berbulan-bulan dan tidak pernah saya ambil terancam tertahan di Paypal. Selain itu, sebagai pejuang dollar, saya mulai kalangkabut karena seluruh pembayaran dari Tuan Kompeni ditransfer ke rekening Paypal.
Akhirnya, saya coba withdraw beberapa persen dari jumlah total saldo di Paypal ke akun rekening bisnis Jenius saya. Biasalah, buat test drive dulu. Siapa tahu bounce back, kan? Dengan penarikan lebih dari Rp 5.000.000,- (lima juta rupiah), berapa lama proses yang dibutuhkan? Lalu apakah ada pemotongan saldo lagi dari pihak bank di Indonesia?
Tapi tunggu! Saya bikin versi audionya artikel ini lho. Dulu, biasanya saya upload versi audionya di Spotify, Google Podcast, dan Anchor, tapi sekarang saya mau nyobain upload ke channel YouTube saya. Kalau lagi gabut, dengerin deh.
Trus, apa hubungannya sama Saweria.co dan Trakteer.id? Nah! Itu dia. Ngomong-ngomong soal dua platform kresek saweran digital buatan anak Indonesia ini, beberapa tahun lalu ketika saya masih doyan nge-blog di Wordpress, saya memasang widget tombol donasi di blog saya.
Saya pikir, boleh dong, kalau misalnya saya minta sumbangan sedikit untuk melestarikan rekening saya yang saat itu isinya masih belum seberapa. Setidaknya, jika dalam sebulan ada 100 pembaca yang bersedekah sekitar sepuluh ribuan rupiah dalam sebulan, itu sudah sangat cukup untuk membantu saya membayar tagihan internet dan listrik selama 1 bulan. Ya, kan?
Tapi, image blogger pada saat itu adalah sastrawan bebas lepas~ kutinggalkan saja semua beban di hatiku, melayang ku melayang jauh. Sehingga tulisan-tulisan mereka tidak akan terpengaruh dan dipengaruhi oleh rasa sungkan akibat bayaran dari para penggemar yang berpeluang mengatur isi konten yang disajikan.
Sehingga, ada sejumlah blogger yang mengkritisi dan langsung menegur perilaku saya, pada saat itu. Setelah saya pikir-pikir, memang sebaiknya widget seperti itu dicopot saja. Karena mayoritas pembaca saya adalah orang Indonesia yang masih belum familiar dengan pembayaran transfer ke bank luar negeri, Paypal atau kartu kredit.
Setelah bertahun-tahun kemudian, saya pasang lagi deh tombol donasi di blog mewdavinci.com ini. Siapa tahu saja, ada orang yang tergiur ngebeliin sekaleng ikan tuna atau segelas es cendol untuk saya.
Saweria.co vs Trakteer.id
Gara-gara lihat video YouTube-nya Cing Abdel dan Gilbas nih, saya jadi tahu tentang Saweria. Mereka bilang: Yak! Yang pengen nyawer, silakan disawer-sawer melalui link yang ada di bawah ini ya. Seperti itu kan script-nya?
Sepanjang acara, tercatat ada lebih dari 5 kali, host mengungumkan adanya penonton mereka yang mengirimkan uang ke akun rekening Saweria.co mereka.
Gara-gara itu, saya jadi penasaran. Saweria itu apa sih? Bedanya sama platform lain, apa ya? Sama gak ya kayak Buymecofee atau Patreon?
Akhirnya, saya mulai daftar. Yuk, ikut saya kenalan sama Saweria.co dulu, sebelum kenalan sama yang lain.
Saweria.co apa sih?
Saweria adalah salah satu platform yang menyediakan fasilitas layanan finansial untuk kita selaku content creator. Dukungan tersebut diberikan oleh para penikmat karya kita. Nominal yang diberikan biasanya dimulai dari yang paling kecil, yaitu Rp 10.000,- (sepuluh ribu rupiah).
Metode pembayarannya sendiri bisa lewat transfer bank, gopay, OVO, DANA, ShopeePay, dan Link Aja!
Apa yang bikin Saweria berbeda?
Jujur saja gak tahu hahaha. Saya juga gak gitu paham kenapa mayoritas streamers dan gamers di Indonesia lebih memilih Saweria ketimbang platform nyawer lainnya. Tapi berdasarkan opini pribadi saya, desain saweria ini memang gamers banget gak sih?
Mengingatkan saya sama game pas masih jadi bocah zaman dulu seperti Harvest Moon dan Minecraft. Imut sekaligus klasik, secara bersamaan.
Selain itu, bisa terintegrasi dengan baik di Facebook Live, Twitch, YouTube, Nimo TV, dan platform streaming lainnya. Dan, yang paling penting bisa diintegrasikan juga ke Discord. Gimana? Sudah tertarik untuk mencoba pakai Saweria gak?
Apakah Trakteer.id lebih bagus dari Saweria.co?
Secara konsep, Trakteer dan Saweria memiliki goal yang sama. Yaitu, membantu kreator di Indonesia mendapatkan uang jajan lebih dari biasanya dari para pemirsa atau penikmat karya mereka. Namun, berdasarkan sejarah kelahiran Trakteer, ternyata sangat berbeda dengan Saweria.
Jika kelahiran Saweria dilatar belakangi oleh seseorang yang memiliki hubungan dekat dengan para streamers dan gamers. Maka Trakteer dilahirkan dari seorang personal content creator seperti komikus, blogger, atau animator.
Apa yang Trakteer bisa lakukan tapi Saweria enggak bisa?
Secara teknis Saweria bisa melakukan yang Trakteer lakukan, jika diakali. Tapi, untuk pengguna yang benar-benar awam, ada beberapa hal dimana Trakteer bisa melakukannya lebih baik, pada saat ini. Misalnya, supporter di Trakteer bisa dapat konten-konten eksklusif yang cuma dibagikan kepada pengguna yang berdonasi saja.
Jadi Trakteer itu mirip banget sama Patreon, bagi donatur yang berdonasi dengan nominal tertentu bisa menikmati reward spesial.
Misalnya, saya adalah seorang author Webtoon Kanvas. Tiap dua minggu sekali, saya update episode-episode terbaru di seri Webtoon yang saya upload di sana. Lalu saya bergabung ke Trakteer. Saya menjanjikan kepada para pendukung saya, jika bedonasi Rp 100.000,- (seratus ribu rupiah), maka saya akan mengizinkan supporter tersebut membaca next episode lebih cepat.
Tapi, jika dia berdonasi lebih banyak, yaitu Rp 1.000.000,- (satu juta rupiah), maka dia bisa membeli merchandise dengan harga spesial bahkan gratis! Dan beragam reward lainnya sesuai penawaran author.
Itu hanyalah salah satu gambaran dari asumsi saya sebelumnya, dimana saya menilai bahwa versi lokalnya Patreon adalah Trakteer.id.
Gimana? Apa pendapat kamu? Mana yang lebih kamu sukai? Saweria atau Trakteer?
So gaess, nama saya Mew dari mewdavinci.com, semoga tulisan saya bermanfaat. Sampai jumpa di artikel selanjutnya. Dan kita adalah generasi yang berani mengambil resiko demi perubahan!
hai2
BalasHapushai jugaaa hehehe
BalasHapus