Menakar Dosa Kucing

Kucing.

Kamu suka hewan imut berbulu satu ini gak? Biasanya, pecinta kucing ngasih banyak banget julukan populer, seperti Bos Bulu, Si Mbul, Anabul, dan lain-lain.

Saya sangat suka kucing. Sebesar apa rasa cinta saya kepadanya? Tentu saja sudah tak terkira, saking hebohnya.

Sebenarnya, saya menilai ungkapan rasa cinta saya kepada kucing masih wajar dan normal saja. Namun, tidak semua orang berpikir demikian. Bagi orang yang hanya melihat kucing sebagai binatang jalanan, bisa saja segala perilaku dan keputusan saya terhadap kucing tampak berlebihan.

Walaupun begitu, ada juga lho, orang yang menganggap apa yang saya lakukan ini masih sangat kurang. Misalnya, kurang perhatian, kurang sayang, kurang perawatan, kurang inilah, kurang itulah. Pokoknya, ada saja bahan cercaannya. Tapi sebagai sesama pecinta kucing, saya masih bisa memahami. Tidak ada rasa sakit hati. Malah kepengen berguru. Hehehe.

Kucing hidup kamu berdosa banget

Kalau boleh cerita, dan seandainya gak diperbolehkan untuk bercerita pun, saya tetap akan cerita. Hehehe. Karena ini blog pribadi saya.

Jadi, saya mau sharing pengalaman saya sebagai salah satu sahabat bos bulu yang baru saja diperbolehkan memelihara kucing sejak 13 bulan lalu. Sejak hari itu hingga detik ini, saya kerap kali mendengar berbagai macam komentar tentang peliharaan saya.

Misalnya, ketika saya lagi chatting-an, teleponan, atau video call-an dengan teman. Kemudian, saya ingin menyudahi pembicaraan karena jam makan siangnya anak-anak kucing saya telah tiba. Tiba-tiba, lawan bicara saya nyeletuk: Kalau males ngobrol sama saya, gak usah alasan ngasih makan kucing lah.

Atau, ada juga orang yang dengan sengaja mengirimi saya video ceramah salah satu Ustadz kondang di Indonesia. Inti dari isi ceramahnya itu adalah gak usah pelihara kucing, karena kucing itu binatang alam yang hidupnya bebas, dan kucing bisa mencari makan sendiri. Padahal dia tahu saya memelihara kucing.

Kadang ada juga orang yang ngasih artikel tentang bahayanya pelihara kucing bagi kesehatan perempuan, yaitu mandul, susah punya anak, atau rawan toksoplasma yang bisa bikin bayi manusia terlahir dalam keadaan cacat.

Ada juga perkataan menyakitkan yang pernah saya terima, yaitu ketika seseorang berkomentar bilang enggak tega melihat kucing diatur-atur begini begitu. Kasihan melihat kucing dikurung, padahal harusnya dia bisa bebas hidup di alam terbuka. Walaupun, pada kenyataannya, anabul saya hanya tidur di dalam rumah selama 4 jam saja, sedangkan 20 jam sisanya mereka bebas memilih untuk bermain di luar rumah.

Namun, yang bikin saya terus-menerus bertanya-tanya dalam hati dan sedih adalah ketika ada yang mengait-ngaitkan kucing dengan dosa dan kesialan.

Misalnya, beberapa bulan lalu, seseorang bilang ke saya: Kotoran kucing itu najis. Kita gak tahu mereka main di luar terus nginjek apa saja, lalu kucing-kucing itu masuk ke rumah dan keliaran di dalam. Nanti kita kena dosanya. Malahan bisa batal wudhu-nya.

Atau, ketika ada barang di rumah yang rusak atau saat bertengkar: Kucing kamu yang brengsek itu merusak properti saya! Kucing itu bawa sial! Semuanya jadi ketimpa sial gara-gara kucing.

Terus terang, tingkat berpikir saya enggak bisa sampai ke level paradigma mereka. Sehingga saya jadi bertanya-tanya, apakah memelihara kucing itu berdosa sedangkan membiarkan kucing terlantar dan berjuang mencari makanan sendiri itu gak berdosa walaupun enggak berpahala?

Jika benar demkian, maka biarlah saya berdosa. Seandainya, perkara itu membuat saya masuk neraka Jahannam, saya akan menerimanya. Walaupun saya sedih dan kecewa. Namun, saya hanya yakin bahwa selama saya bisa menolong, merawat, dan menjaga kucing, maka saya akan melakukannya.

Tidak apa-apa jika ternyata surga memang hanya diperuntukkan bagi orang-orang yang tidak memelihara kucing. Karena surga saya ada di sini.

Saya tidak tahu akan berapa lama saya bisa bersama dengan para bos bulu. Mungkin saja akan ada yang pergi, dan ada yang tetap tinggal bersama saya dan menemani saya hingga saya mati. Apapun itu, saya harus siap menerima karena itu keputusan sang kucing, atau boleh jadi kelalaian saya.

Kalau begitu, sampai di sini dulu curhatan saya. Seandainya ada lagi beban pikiran saya terkait kucing, saya akan sambung lagi. Jadi, untuk sementara artikel ini bersambung, ya.

Terima kasih sudah membaca. Nama saya Mew, dan sampai jumpa di artikel selanjutnya.

Komentar

  1. Jahat sekali teman-temanmu mba. Sampe segitunya benci sama kucing. Saya juga beberapa kali memelihara kucing. Ada yang hilang dicuri orang, ada yang mati karena penyakit.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hmm.... ya mungkin dari sudut pandang seseorang, perbuatan mereka itu jahat... tapi dari sudut pandang mereka, mereka mengganggap itu adalah suatu kebaikan dan cara mereka memperhatikan seseorang...

      wah... kasihannya... tapi setidaknya kucing mas iskael pernah merasakan disayang oleh hooman, ya...

      Hapus
  2. Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh

    Nanya ni hehe ��

    Setelah diqishas, antara makhluk Ciptaan Allah sperti, Jin, manusia serta Binatang
    Hanya binatang yang menjadi tanah karena tidak berakal,

    Sebelummya saya sangat menyayangi binatang terutama kucing dan saya sangat percaya bahwa Allah akan mengabulkan semua apa yang kita inginkan ketika disurga

    Pertanyaan saya ,,apakah ketika di Surga (insya Allah Aamiin),kita dapat MENGINGAT bahwa kita menginginkan ingin berkumpul kekal disurga bersama peliharaan2 saat didunia ,? Meski semestinya tak terbayangkan disurga jauh lebih indah.

    Apakah kita dapat bertemu binatang binatang peliharaan kita selama hidup di dunia tanpa terkecuali? , dan apakah mereka dapat mengingat semua moment atau saat saat hidup/kejadian bersama kita didunia tanpa terlupakan sedikitpun?

    Apakah mereka dapat berbicara dan berakal atau layaknya seperti kita/ penduduk surga..?

    Apakah meraka dapat kekal bersama kita disurga ?

    Pertanyaan ini sebagai orang awam, sy sebelumnya sampai saat ini,!! belum mendapatkan jawaban yang benar benar bikin saya tidak ingin bertanya lagi,.

    BalasHapus
    Balasan
    1. wa'alaikum salam, lius... halo haloo hehehe...

      waah pertanyaan kamu menarik sekali... terima kasih ya... kalau dari rangkaian pertanyaan kamu, ini tentang doa yang kita panjatkan di surga ya... bukan doa yang dipanjatkan di dunia untuk dikabulkan ketika kita berada di akhirat...

      hmmm, aku coba share hasil belajar aku ya... soalnya selain aku memperoleh informasinya dari buku, aku juga mencoba mendengarkan keterangan dari beberapa pemuka agama dan pendapat teman-teman aku...

      simple-nya, mereka semua menjawab:

      "Ya, tidak ada yang mustahil di Surga.

      Kamu bisa minta untuk dipertemukan kembali dengan peliharaan kamu di Surga, dan berkumpul bersama mereka. Bisa minta agar memori mereka semasa hidup bersama kamu di dunia direstorasi seutuhnya 100 persen. Bisa minta agar diberi akal dan bisa berkomunikasi menggunakan bahasa kamu.

      Dan jika kamu memang mau, kamu boleh banget minta agar kehidupannya kekal bersama kamu di Surga dan mungkin aja bisa tinggal bareng kamu di rumah kamu di Surga nanti (jika punya rumah hehehehe...)"

      Intinya, mayoritas berpendapat bahwa tidak ada yang mustahil di Surga. Permintaan apapun, akan dikabulkan, tanpa terkecuali. Dan enggak ada lagi istilah, "akan diganti dengan yang lebih baik", itu gak ada yang begitu.

      ....

      Hmmm.... Aku baru bisa bales komentar kamu sekarang ini, karena sebenarnya, ada pertanyaan lain yang mengusik aku sampai sekarang terkait semua permohonan pasti dikabulkan di Surga. Yaitu,

      "Bisa gak sih aku minta dibuatkan dunia baru yang bisa aku atur-atur, dan dunia baru tersebut diisi oleh makhluk hidup yang ukurannya mini/ micro. Lalu, aku belagak jadi Tuhan di dunia itu?"

      Hahaha... Beberapanya ada yang menjawab "wallahu a'lam"... Ada yang beristighfar. Dan ada juga yang menyatakan enggak tahu.

      Mungkin pertanyaan semacam itu, baru bisa terjawab dan tervalidasi jika memang sudah masuk ke Surga ya. Masalahnya, aku gak tahu berapa persen kans buatku masuk ke Surga. Dan jika sudah masuk, aku gak tahu akan berada di Surga yang mana. Aku beneran gak tahu. Hehehe...

      Ini hasil belajarku, dan masih jadi pemahaman pribadiku sejauh ini. Aku juga masih awam, dan mungkin masih jahiliyyah hehehe... Semoga bermanfaat ya...

      Hmmm, kalau kamu punya opini pribadi terkait ini, aku akan senang sekali jika kamu berkenan membaginya denganku, ya lius hehehe...

      Hapus
    2. Hehe baik trimakasih atas jawabannya. Maaf sudah merepotkan.semoga kita semua ditempatkan di surga yang indah kelak Aamiin ya Allah

      Hapus
    3. Sama-sama ya hehehe... Semoga bermanfaat ya... Aamiin InsyaAllah...

      Hapus

Posting Komentar

Apa yang Anda pikirkan setelah membaca tulisan ini?