Begini Caranya Trusted Olshop Jualan Online Di WhatsApp Business

Percaya atau tidak, mayoritas penduduk negara +62 doyan bersosialisasi. Kesimpulan ini saya ambil setelah melihat hasil perhitungan jumlah pengguna aktif aplikasi chat dan media sosial di Indonesia yang dilakukan oleh portal statistik online di German, bernama Statista, pada April 2019.

Jualan online pakai WhatsApp Business

Hasilnya, sebanyak 1.6 miliar handphone di Indonesia menggunakan WhatsApp sebagai aplikasi chat utama. Itu pun, belum termasuk multi-account dan/atau user dengan mode incognito. Yaitu, pengguna yang mendaftar di WA pakai nomor telepon luar negeri, atau nomor yang sudah mati.

Coba deh perhatikan chart statistik dari Statista di bawah ini:



Gimana? Kamu setuju dengan asumsi saya, kan? Bahwa negara +62 memang dihuni oleh jutaan penduduk yang ramah dan gemar bersosialisasi.

Walaupun begitu, saya pikir, banyaknya pengguna WA hanyalah salah satu faktor imut yang memantapkan langkah WhatsApp Inc. merilis aplikasi chat versi bisnis pada tanggal 10 Januari 2019. Bayi kecil mereka bernama: WhatsApp Business.

Jadi, inilah topik perbincangan hangat kita bulan ini. Saya akan mencoba mengulas tentang bagaimana caranya memaksimalkan WhatsApp Business (WAB) sebagai salah satu senjata dagang online kita.

Kenalan dulu yuk, sama WhatsApp Business (WAB)

Friend, kamu nyadar gak sih kalau "pasar" telah menjadi ciri khas kehidupan bermasyarakat?

Tahun 6000 SM, manusia bertransaksi dengan cara barter. Misalnya, jagung ditukar dengan beras. Atau, ikan laut ditukar dengan daging ternak.

Lama kelamaan zaman semakin modern, kita gak lagi menukar ikan dengan susu, beras dengan jagung, atau jam tangan dengan perhiasan. Nilai suatu barang bisa diukur dengan kepingan emas, perak, atau perunggu.

Nah! Sekarang ini, berbagai aktivitas jual beli sudah menggunakan lembaran-lembaran kertas yang kita sebut "money" sebagai alat transaksi. Baik dibayar secara cash maupun digital. Walaupun begitu, di daerah tertentu, masih ada saja koloni-koloni yang menerapkan sistem barter.

Lalu, apa ya hubungannya dengan WhatsApp Business (WAB)? Kita bisa petik kesamaan riwayat perkembangannya. Mulai dari manual hingga serba digital. Dari yang berdagang pakai kios atau gelar tikar di emperan, sampai lapak digital (online shop).

Teknologi membuat hidup semkain mudah, ringkas, berwarna, dan transparan.

Walaupun WhatsApp Business (WAB) bukanlah aplikasi chat bisnis pertama di dunia, tapi dia memang sengaja dihadirkan untuk menyederhanakan aktivitas dagang online kita. Dengan mengusung konsep multi-fungsi, kita bisa chattingan sambil jualan.

Rasa-rasanya, masih segar dalam ingatan, bagaimana kisah saya bersama kakak saya menjalankan butik Fataya Collection di era 2000an.

Saat itu, BBM masih berjaya. Kami mencatat setiap orderan masuk di buku tulis. Pesanan yang sudah dibayar lunas, diutangi, atau di-preorder ditandai satu per satu. Walaupun butuh ketelitian ekstra tapi tetap menyenangkan!

Sejak kehadiran WAB, semua jadi lebih praktis. Berdasarkan pengamatan saya, WhatsApp Business mengadopsi konsep labeling email dan to do list. Mereka juga menambahkan beberapa fitur manis yaitu template balasan cepat, respon pesan otomatis, dan katalog produk.

Apa bedanya WhatsApp Business dengan WhatsApp biasa?

Saya bisa bilang kalau perbedaan antara WhatsApp biasa (for personal use) dengan versi bisnis terletak pada fitur, fungsi, dan tampilan informasi akun. Coba deh perhatikan gambar di bawah ini:

Perbedaan WhatsApp Personal dengan WA Business

Gimana? Sudah jelas kan perbedaannya?

Gambar tersebut menunjukkan bahwa pada halaman informasi akun pengguna aplikasi WhatsApp (WA) hanya menampilkan nama user, foto profil, status, dan website. Sedangkan di WhatsApp Business (WAB), tertera nama bisnis, kategori, deskripsi, jam kerja, dan lain-lain

Secara sederhana, saya bisa simpulkan bahwa WhatsApp Business (WAB) memang didesain untuk melakukan soft branding lewat halaman user profile menggunakan keterangan yang lebih detail, sedangkan WhatsApp (WA) hanya dirancang untuk japri-japrian (for personal use).

Kita bisa temukan konsep serupa pada Facebook Page dengan akun Facebook personal. Lalu Google Bisnis dengan akun Google biasa. Dan LINE@ dengan akun LINE pribadi.

Kita bisa melakukan ini pakai WhatsApp Business (WAB)

Di kalangan teman-teman saya, yang sesama online trusted seller, masih saja ada pedagang yang menunda-nunda menggunakan WhatsApp Business (WAB). Alasannya bermacam-macam. Mulai dari masalah nomor telepon, males migrasi, takut ribet, kuatir data-data chat hilang, sampai menyangsikan benefits-nya.

Apapun alasannya, minumnya Susu Bear Brand White Malt. Hehehe.

Sebenarnya, itu hal yang lumrah. Waktu awal-awal kemunculan WAB pun saya belum menemukan alasan yang pas untuk menginstall WhatsApp Business. Ditambah lagi ada desas-desus yang beredar, kalau akun WA kita dimigrasikan ke WAB, nantinya gak bisa balik lagi ke WA biasa.

Tapi sekarang saya gak perlu mencemaskan itu. Saya bisa bolak-balik dari akun WA ke WAB, lalu dari WAB ke WA, dan balik lagi ke WAB sesuka hati saya. Hanya saja, saya tidak bisa menggunakan satu nomor yang sama untuk menggunakan aplikasi WA dan WAB secara bersamaan.

Nah! Kalau pakai WAB, kita bisa:
  1. Semakin bergaya
  2. Lebih mudah meyakinkan customer karena tampilan profil akun WAB yang tampak profesional karena didukung oleh penyajian informasi bisnis yang mantap.
  3. Punya katalog produk yang bisa di-share ke customer.
  4. Menandai balasan chatingan tertentu, juga melabei pelanggan yang menghubungi kita.
  5. Memudahkan dalam membalas pesan yang memiliki jawaban yang sama. Daripada mengetik kalimat yang sama berulang-ulang, bukan kah lebih nyaman kalau bisa membalas pesan masuk menggunakan format balas cepat.
  6. Bisa mengirim pesan otomatis ke nomor-nomor tertentu, ketika mereka menghubungi kita.
  7. Bisa menyetel salam sapaan kepada penerima pesan tertarget.
  8. Tetap bisa menerima dan membalas pesan melaui WhatsApp Web di browser.

Entah 8 keuntungan menggunakan WAB ini bisa dibilang sedikit atau banyak, yang jelas saya gak sabar menunggu update berikutnya dari WhatsApp Business.

Apa saya cocok menggunakan WhatsApp Business (WAB)?

Hmmm, yang jelas, WAB ini didesain spesial untuk memudahkan aktivitas online business, baik itu layanan profesional, retail / toko kelontong, maupun dropshiper. Kasusnya, serupa dengan Google Business kali ya.

Apakah WAB hanya cocok digunakan oleh pebisnis yang memiliki produk atau jasa? Gimana dong nasib komunitas? Menurut saya, gak masalah seandainya kita mau memanfaatkan WAB untuk mengelola komunitas. Hanya saja, ada beberapa aspek krusial yang memang perlu dipertimbangkan.

Hemh! Intinya, target pengguna WAB ini memang para pebisnis, mulai dari skala kecil hingga menengah. Walaupun, tidak menutup kemungkinan bahwa perusahaan raksasa bakalan merambah ke WAB, apalagi WhatsApp merupakan salah satu aplikasi chat terpopuler sedunia.

Bagaimana pun juga, di zaman sekarang ini, banyak customer yang demen keep in touch lewat aplikasi chat yang sudah terinstall di hapenya, ketimbang harus install aplikasi chat tambahan, atau membuka website tertentu biar bisa ngobrol pakai pop up chat.

Kalau pakai WAB, masih bisa pakai WA biasa gak?

Hmm, bisa dan tidak bisa.

Jadi gini. Sama halnya dengan membuka 2 aplikasi WA di dua handphone yang berbeda. Salah satu aplikasinya akan otomatis logout. Penggunaan WA dan WAB juga gitu.

Kita gak bisa menggunakan satu nomor untuk WA dan WAB secara bersamaan, salah satunya harus ada yang logout. Sekalipun kita menggunakan handphone yang berbeda.

Kita juga bisa switch account dari WA ke WAB lalu balik lagi ke WA. Bahkan, dalam satu hape bisa dipasang aplikasi WhatsApp dan WhatsApp Business secara bersamaan, gak perlu aplikasi tambahan seperti Paralel, Dual Apps atau Multi-account.

Apakah semua riwayat chat bakalan hilang kalau kita pindah dari WA ke WAB?

Selama ada back up-nya, riwayat chat gak bakalan hilang. Kita bisa back up pakai local drive (penyimpanan lokal yang ada di hape), atau bisa juga pakai Google Drive.

Seandainya kita menggunakan alamat email yang sama untuk menyimpan cadangan obrolan, gak perlu kuatir chat history kita bakalan tercampur-campur atau gak terdeteksi, karena robotnya WhatsApp ini sudah pintar.

Baik WAB maupun WA, secara otomatis membuat folder khusus dan terpisah, ketika kita menginstall kedua aplikasi tersebut.

Kapan waktu yang tepat menggunakan WhatsApp Business?

Anytime, Gan! Kapan saja kita siap menjalankan bisnis, maka saat itu pula WhatsApp Business (WAB) cocok mendampingi kita.

Melalui blog resmi WhatsApp, saya mengetahui kalau awalnya, WAB hanya bisa digunakan di Android, tapi sejak bulan April 2019, aplikasi tersebut sudah bisa kita download melalui App Store secara resmi.

Tertarik menggunakan WAB? Masangnya mudah banget, Gan!

Tinggal download apliksinya di Google Play Store (khusus buat kamu pengguna smartphone Android), atau di AppStore (kalau kamu iOS user). Dijamin gratis 100% (seratus persen). Tapi, satu nomor telepon hanya bisa digunakan di salah satu aplikasi WhatsApp saja, ya.

Maksudnya, kalau nomer WA-nya masih aktif dan aplikasinya belum di-uninstall (running), kemudian dengan nomor yang sama, kita pakai untuk mendaftar di WhatsApp Business, maka otomatis akun WA kita akan logout.

Selain itu, buat kamu yang demen chattingan lewat browser, semua pesan di inbox bisa dibaca dan dibalas melalui WhatsApp Web, setelah kamu mengintegrasikan kedua device-nya.

Inilah yang harus kita lakukan pertama kali setelah mengaktifkan WAB

Kita asumsikan kita sudah mengaktifkan nomor telepon yang digunakan untuk jadi nomor WhatsApp Business (WAB) kita. Misalnya, nomornya: +6281300000809.

Selanjutnya, kita percantik profil bisnis kita dengan melengkapi informasi yang dibutuhkan, mulai dari memasang profile picture, mencantumkan nama bisnis, hingga alamat website-nya. Coba deh perhatikan gambar di bawah ini:

Contoh deskripsi profil bisnis di WhatsApp Business (WAB)

Kamu bisa mengisi profil toko atau bisnismu persis seperti Butik Fataya Collection.

Kelihatannya memang sepele sih. Tapi jika kita bisa mendeskripsikan bisnis kita dengan jelas, saya rasa peluang sebagai toko online terpercaya akan semakin meningkat.

Intinya, untuk meminimalisir anggapan negatif tentang olshop kita, sebaiknya isi kolom deskripsi dengan penjelasan singkat mengenai "siapa kita?", "bisnisnya bergerak di bidang apa?", dan "apa yang kita tawarkan kepada konsumen?".

Tambahkan juga informasi lainnya, seperti alamat bisnis, lokasi bisnis di peta, jam kerja / office hours, dan alamat email, biar makin kece badai.

Label di WhatsApp Business (WAB) buat apaan sih? Dan gimana cara pakainya?

Pas awal-awal WAB baru dirilis, label hanya bisa digunakan untuk menandai pengirim chat (sender), tapi sekarang kita bisa menandai baris chat tertentu dengan label-label yang sudah kita siapkan.

Hmmm, sepertinya tutorial menggunakan video bakalan lebih mantap, ya gak sih? Tapi, saya akan mencoba menambahkan gambar, ya. Hehehe.

Baiklah! Saya mulai dari yang paling dasar dulu ya.

Begini caranya bikin Label baru

Sebelum bikin label baru, pastikan aplikasi WhatsApp Business-nya sudah di klik dan terbuka ya. Setelah itu, ikuti 6 langkah mudah berikut ini:
  1. Tap icon burger (⠇) di pojok kanan atas
  2. Pilih menu Labels
  3. Tap tombol ➕ dalam lingkaran hijau yang berada di pojok kanan bawah
  4. Ketikkan nama Label baru yang diinginkan
  5. Tap tombol 🆗
  6. Nah! Selesai deh. Label baru siap digunakan.

Cara bikin Label baru di WA Business

Cara menghapus Label yang gak terpakai

Langkah awalnya sama seperti waktu mau nambahin Label baru, hanya saja untuk menghapus Label yang sudah tidak lagi dibutuhkan, tinggal Tap yang lama Label yang ingin dihapus sampai muncul tanda centang, lalu Tap icon tong sampah yang ada di pojok kanan atas untuk nge-delete.

Coba perhatikan gambar di bawah ini ya.

Cara hapus Label di WA Business


Cara menandai percakapan tertentu menggunakan Label

Ini bagian yang paling saya suka. Pada satu kondisi, fitur ini boleh dikatakan bisa membantu kita untuk mengingat suatu percakapan penting, seperti utang-piutang, transaksi yang sudah lunas, maupun permintaan khusus dari pembeli.

Apalagi caranya juga sangat mudah. Coba ikuti rangkaian langkah-langkah berikut ini, ya:
  1. Pastikan kamu berada di halaman Chat
  2. Pilih salah satu pengirim pesan yang ingin kamu tandai percakapannya dengan cara mengklik nama pengirimnya
  3. Cari percakapan yang ingin kamu tandai dengan Label
  4. Pilih salah satu balon percakapan yang mau ditandai, klik dan tahan agak lama, sekita 2-3 detik
  5. Pilih icon Label () yang berada di paling atas. Kalau kamu tidak menemukannya, berarti kamu harus klik icon burger / lambang titik tiga () yang berada di pojok kanan atas, lalu pilih menu Label.
  6. Pilih Label yang ingin disematkan, pastikan tanda kotak di sebelah kanan sudah tercentang
  7. Lalu klik tombol OK ().
Selesai deh, mudah kan?

Cara tracking orderan pakai Label

Kalau yang ini sih, fungsinya biar kita bisa melacak perkembangan sales. Caranya seperti kita memanfaatkan buku tulis untuk mencatat arus penjualan toko. Bedanya, kalau di buku, kita masih manual, sedangkan Label pada WhatsApp Business sifatnya digital.


Cara mengganti dan/atau menghilangkan Label di balon chat secara massal

Oh ya, walaupun fitur Label ini boleh dibilang membantu aktivitas dagang saya, tapi sebagai operator, saya tetap harus mengganti dan menghapus label-label yang sudah disematkan pada balon teks percakapan secara manual, lho. Biar tetap rapi dan menghasilkan informasi yang akurat.

Untuk mengganti dan/atau menghilangkan Label di balon chat, caranya hampir sama seperti waktu kita mau menandai percakapan tertentu. Kita hanya tinggal menghilangkan tanda centang pada kotaknya saja.


Cara membuat Katalog Produk di WhatsApp Business

Ini kan yang ditunggu-tunggu sama banyak online trusted seller di seluruh dunia selama ini?! Saya juga sudah lama menantikan fitur ini dirilis oleh WhatsApp Business lho, friends.

Sebelum adanya fitur Katalog Produk dari WAB, admin-admin butik kerap kali nge-share gambar-gambar yang sama kepada customer yang nanyain pertanyaan yang sama. Kayak, berapa harganya, spesifikasinya gimana, ada real pict-nya gak. Yaah, gitu-gitu lah.

Akibatnya, kapasitas hape semakin berkurang dan lama-kelamaan hape butik jebol karena kebanyakan data yang sama. Akhirnya, mau gak mau kami harus ekstra rajin membersihkan data duplikat atau yang sudah tidak dibutuhkan lagi.

Eh, eh! Daripada membaca curhatan yang panjang kali lebar ini, mendingan langsung praktek bikin katalognya aja yuk? Lihat gambar di bawah ya, untuk melihat step by stepnya.


Cara membuat katalog produk di WhatsApp Business


Cara share item yang ada di daftar katalog

Nah! Ini dia. Setelah lelah bikin katalog produk yang bejibun, rasanya pengen kita share kemana-mana. Ya gak, sih? Kalau saya sih, Yes. Hehehe.

Daripada ngirim foto yang sama berulangkali. Mendingan kita forward aja katalog kita berulang kali. Caranya gini nih, teman-teman.

Pertama-tama, kita pilih dulu, siapa yang bakalan menerima katalog kita. Lalu, klik icon Paper Clip yang berada di sebelah icon Kamera. Pilih menu Katalog. Terakhir, pilih deh katalog yang ingin dibagikan. Selesai!

Pusing bacain teks yang kepanjangan? Ya sudah deh, karena saya sayang kamu, jadi saya bikinin gambar tutorialnya. Perhatikan image di bawah ini ya.

Cara share katalog produk di WhatsApp Business



Pro & Kontra WhatsApp Business (WAB)

Alhamdulillah. Akhirnya artikel ini selesai juga, Cuy! Kira-kira apa ya hal menarik yang saya temukan selama pakai WAB?

Kabar gembira buat kita, para online seller! Update terbaru aplikasi WhatsApp Business di bulan Oktober 2019 ini, mereka menambah 1 fitur baru, yaitu Katalog produk. Jadi, mulai sekarang, hal menarik di WAB tidak hanya mengandalkan Label lagi.

Sepengalaman saya, fitur Label di WhatsApp Business (WAB) memang didesain untuk mempermudah dan mempercepat proses kerja bisnis kita. Dengan catatan, hanya dan hanya jika, kita mengelolanya dengan cermat dan teliti.

Misalnya, waktu pas saya terapkan di butik.

Saya bisa melacak jumlah orderan baru, yang mana saja pesanan yang sudah dikemas, berapa banyak paket yang dikirim, dan apakah paket-paket tersebut yang sudah diterima customer. Bahkan saya juga bisa menandai pembeli yang punya utang. Jadi, gak kebobolan lagi.

Walaupun begitu, di saat yang bersamaan, Label di WAB juga bisa menimbulkan kekacauan, sehingga terkesan meaningless. Tapi itu hanya terjadi jika kita serampangan menggunakannya.

Intinya, secanggih apapun alat di tangan kita, tetap akan jadi sampah kalau kita gak ngerti cara menggunakan dan memaksimalkannya.

Selain itu, baru-baru ini WhatsApp Business meluncurkan fitur baru, yaitu Katalog. Jadi, sebagai pemilik bisnis, kita bisa menunjukkan daftar produk yang masih ready stock.

Oke deh, sampai sini saja pembahasan kita. Semoga artikel yang saya tulis bermanfaat. Sampai jumpa lagi di artikel selanjutnya ya.

Oh, ya! Wait, wait. Saya juga menyertakan versi audio dan video untuk artikel ini ya. Klik tombol Play, buat ngederin saya ngoceh non-stop selama up to 60 menit! Oh ya, kamu juga bisa kirim pertanyaan melalui pesan suara, ya.


Komentar

  1. Lengkap banget infonya Mew <3 mau dong liat-liat koleksi Fataya :D

    BalasHapus
  2. Terimakasih sangat bermanfaat sekali tutorialnya.
    Remcana saya mau bikin jasa desain di wa hhh

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hehehe... boleh boleh... Semoga laris manis yaa... Apalagi WA sedang mengembangkan fitur pembayaran online melalui WhatsApp..

      Hapus

Posting Komentar

Apa yang Anda pikirkan setelah membaca tulisan ini?