Pertama kalinya saya mengenal dunia desain huruf, saya mendapat kosakata baru yaitu Typeface.
Selama ini, koleksi huruf yang saya lihat di aplikasi komputer seperti Microsoft Word atau sejumlah website, saya sebut sebagai Font. Demikian pula dengan orang-orang di sekitar saya, baik awam maupun profesional. Walaupun, tidak jarang pula teman-teman desainer menyebut-nyebut sebagai Typography.
Aha! Jadi ada tiga deh koleksi katanya sekarang... Font... Typeface... Typhography...
Ketiga istilah tersebut sejenis, sefamili, dan beda makna. Sepemahaman saya setelah membaca referensi dari About.com, Wisegeek.org, dan Typotheque.com, saya menyimpulkan bahwa typography adalah suatu art form. Kombinasi atau perpaduan font yang digunakan pada suatu desain, seperti jenis, bentuk, bobot, ukuran, jarak, dan warna. Sedangkan, font dan typeface merupakan dua elemen typography.
//--Halooo...?
Ibu-ibu...? Bapak-bapak? Oom, tante, kakak, adek, tetangga, semuanyaaa...? Masih ada orang...?
Masih nerusin baca artikelnya kan?
Maklumi saja ya kalau pembawaan saya lebih berat dari pembahasannya. Karena, entah sejak kapan selera humor saya lenyap, berganti sunyi-senyap. Mungkin sejak saya dirundung galau.
Okay! Skip this.
Mari saya lanjutkan pembahasan tentang typeface dan font.
***
Singkatnya, font adalah apa yang saya gunakan. Sedangkan, typeface adalah apa yang saya lihat. Paham? Bagus kalau sudah paham. Namun, sayang sekali saya masih gak gitu paham. Berhubung artikel ini saya ketik dikhususkan untuk menjelaskan kepada diri saya yang awam dan sok tahu ini, maka saya lanjutkan penjelasan tentang font dan typeface.
Tidak jarang saya dengar ketika desain saya lagi di-review oleh kepala desainer. Biasanya, bapak kepala tanya begini: Mew, kamu pakai font apa nieh?
Trus, saya jawab: Namanya Font Vontovon, pak. Cakep kan? Saya bikin sendiri, lho...
Kalau beliau agak kurang srek, biasanya dia nyuruh saya ganti di sini, ganti di situ. Huruf yang ini lebih besar dari yang itu. Huruf yang itu diganti dengan huruf yang lain. Kata yang di situ dipindahin ke tengah sini. Kata yang ini dilebarin sampai ke ujung sana. Lalu, hubungannya apa antara pengalaman desain saya bersama bapak kepala, dengan perbedaan font dan typeface?
//--Hmm... Hubungan mereka baik-baik saja...
Perbedaan antara font dan typeface, bisa dianalogikan seperti perbedaan antara album dan lagu. Jika font sama dengan album, maka typeface adalah lagu pada album tersebut. Font gak melulu berisi kumpulan huruf, angka, dan simbol. Kadang, ada font yang cuma terdiri dari dua huruf, yaitu A dan B. Kadang, ada juga font yang kalau saya pencet tombol A pada keyboard, yang keluar bukan huruf A, melainkan gambar kucing atau jempol.
Malahan, parahnya, saya pernah nemuin font yang isinya cuma spasi doangan! Iya, font itu isinya cuma spasi. Gak ada hurufnya. Gak ada angka. Apalagi simbol-simbol. Saya ketik apa aja di keyboard, gak bakalan muncul apa-apa selain spasi. Maka, gambar kucing, jempol, dan huruf A, merupakan typeface.
Pada suatu kasus, saya bisa saja mengomel sambil merajuk, bilang: Font apaan ini! Kagak ada isinya. Rugi dah download. Rugi dah beli! Asem tenan desainernya.
Tapi, ketika menghadapi typeface, saya cuma bisa bilang: Huruf E-nya kurang tebel ya... Trus, gak match sama temen-temennya.
Well... Itulah font. Dan, itulah typeface.
Typeface Versus Font
Photo by mindgruve.com
|
Selama ini, koleksi huruf yang saya lihat di aplikasi komputer seperti Microsoft Word atau sejumlah website, saya sebut sebagai Font. Demikian pula dengan orang-orang di sekitar saya, baik awam maupun profesional. Walaupun, tidak jarang pula teman-teman desainer menyebut-nyebut sebagai Typography.
Aha! Jadi ada tiga deh koleksi katanya sekarang... Font... Typeface... Typhography...
Ketiga istilah tersebut sejenis, sefamili, dan beda makna. Sepemahaman saya setelah membaca referensi dari About.com, Wisegeek.org, dan Typotheque.com, saya menyimpulkan bahwa typography adalah suatu art form. Kombinasi atau perpaduan font yang digunakan pada suatu desain, seperti jenis, bentuk, bobot, ukuran, jarak, dan warna. Sedangkan, font dan typeface merupakan dua elemen typography.
![]() |
Contoh Typography
Photo by deviantart.net
|
//--Halooo...?
Maklumi saja ya kalau pembawaan saya lebih berat dari pembahasannya. Karena, entah sejak kapan selera humor saya lenyap, berganti sunyi-senyap. Mungkin sejak saya dirundung galau.
Mari saya lanjutkan pembahasan tentang typeface dan font.
***
Singkatnya, font adalah apa yang saya gunakan. Sedangkan, typeface adalah apa yang saya lihat. Paham? Bagus kalau sudah paham. Namun, sayang sekali saya masih gak gitu paham. Berhubung artikel ini saya ketik dikhususkan untuk menjelaskan kepada diri saya yang awam dan sok tahu ini, maka saya lanjutkan penjelasan tentang font dan typeface.
Tidak jarang saya dengar ketika desain saya lagi di-review oleh kepala desainer. Biasanya, bapak kepala tanya begini: Mew, kamu pakai font apa nieh?
Trus, saya jawab: Namanya Font Vontovon, pak. Cakep kan? Saya bikin sendiri, lho...
Kalau beliau agak kurang srek, biasanya dia nyuruh saya ganti di sini, ganti di situ. Huruf yang ini lebih besar dari yang itu. Huruf yang itu diganti dengan huruf yang lain. Kata yang di situ dipindahin ke tengah sini. Kata yang ini dilebarin sampai ke ujung sana. Lalu, hubungannya apa antara pengalaman desain saya bersama bapak kepala, dengan perbedaan font dan typeface?
//--Hmm... Hubungan mereka baik-baik saja...
Perbedaan antara font dan typeface, bisa dianalogikan seperti perbedaan antara album dan lagu. Jika font sama dengan album, maka typeface adalah lagu pada album tersebut. Font gak melulu berisi kumpulan huruf, angka, dan simbol. Kadang, ada font yang cuma terdiri dari dua huruf, yaitu A dan B. Kadang, ada juga font yang kalau saya pencet tombol A pada keyboard, yang keluar bukan huruf A, melainkan gambar kucing atau jempol.
Malahan, parahnya, saya pernah nemuin font yang isinya cuma spasi doangan! Iya, font itu isinya cuma spasi. Gak ada hurufnya. Gak ada angka. Apalagi simbol-simbol. Saya ketik apa aja di keyboard, gak bakalan muncul apa-apa selain spasi. Maka, gambar kucing, jempol, dan huruf A, merupakan typeface.
Pada suatu kasus, saya bisa saja mengomel sambil merajuk, bilang: Font apaan ini! Kagak ada isinya. Rugi dah download. Rugi dah beli! Asem tenan desainernya.
Tapi, ketika menghadapi typeface, saya cuma bisa bilang: Huruf E-nya kurang tebel ya... Trus, gak match sama temen-temennya.
Well... Itulah font. Dan, itulah typeface.
hehe saya rasa dari nama nya aja udah jauh berbeda gan ,, tapi saya baru tau lo yang nama nya typeface itu :)
BalasHapusbisa saja mas fikri ini :)
Hapusaku hanya tau font aja mbak,,typeface nya belum mengerti,,mbak mew selalu menguak ilmu2 baru ya,,,ini aja baru tahu aku
BalasHapustypeface itu bentuknya huruf itu mbak.. :D
Hapustapi yang lebih mudah dilafalkan tetap aja font mba :D
BalasHapushaha iya mbak... :D
HapusNambah osa kata nih, thanks :)
BalasHapusbener mas dede :)
HapusNgomongin font jadi keinget alm Steve Jobs. aku mau nanya, aku kadang nemu font yang namanya2 mirip2 misal open SANS, comic SANS, itu sansnya melambangkan taksonomi atau gimana? apakah Stylenya jadi mirip2? kalo iya Apakah stylenya itu typeface?
BalasHapusWah... ini pertanyaannya berat euy hehehe... Pertanyaan ini datang ketika apa yang pernah saya pelajari tentang font sudah lupa semua hiks hiks :'( saya belajar lagi aja dulu ya gan... nanti saya jawab kalau udah paham ya... maafin ya, kasih saya waktu ya...
Hapusmakasih infonya, bermanfaat bgt artikelnya kebetulan ane suka cari font keren
BalasHapusHehehe... insyaAllah...
Hapus