Menyeduh Teh Maroko Larazeta, Restoran Arab Tebet, Nyegerin Hatiku!

Teh Maroko atau Moroccoan Tea semestinya sudah tidak asing terdengar di telinga penikmat teh. Walaupun tidak menutup kemungkinan bahwa, minoritas penikmat teh, --atau lebih enak kalau saya sebut sebagai pemburu teh, belum pernah mencicipi Teh Maroko.


Ada yang bilang, cita rasa khas teh asli persembahan budaya suatu negara, baru benar-benar terasa kenikmatannya ketika diteguk langsung di negara aslinya. Contohnya adalah Teh Maroko ini.

Di Maroko, teh ini merupakan simbol kesopanan dan keramah-tamahan rakyat Maroko. Teko bulat keemasan bermoncong panjang dan melengkung di bagian ujung adalah perangkat istimewa yang mereka gunakan tatkala menyambut tamu.

Selanjutnya, mereka mulai membalut gagang teko teh dengan kain tebal ketika hendak menuangkan Moroccoan tea ke cangkir tamu. Yang mereka lakukan tersebut bukanlah sekedar aksi-aksian saja.

Waiters Larazeta, restoran Arab yang berlokasi di Tebet ini, mengungkapkan, bahwa daun Teh Maroko langsung digodok pada tekonya. Jadi, wajar saja untuk berhati-hati. Setidaknya, untuk meminimalisir rasa panas pada teko saat dipegang.

Bak memasuki dimensi berbeda, Larazeta pun menerapkan kebiasaan orang-orang Timur Tengah. Sepoci Teh Maroko hangat dengan kesegaran daun spearmint. Ukiran-ukiran tipis pada teko kuning berbahan stainless steel membuatnya semakin khas dengan gaya Timur Tengah.

Uniknya, pembuatan Teh Maroko di Larazeta tidak digodok model teh tubruk, tapi menggunakan saringan yang daun tehnya sudah dicacah kecil, lantas dibungkus dengan pembungkus daun teh. Singkatnya, saya cuma minum Teh Maroko celup. Hal ini menyebabkan kualitas teh berkurang.

Tersedia berbagai macam varian gula sebagai pemanis Teh Maroko, seperti gula aren, gula pasir putih, gula rendah kalori, gula cokelat, dan gula jagung. Dari lima macam gula tersebut, saya lebih suka mencampur Teh Maroko dengan gula aren.

Lidah saya merasakan aroma rempah-rempah pada Teh Maroko semakin tajam ketika menggunakan gula aren dibandingkan dengan gula pasir putih.

Saya tidak yakin, apakah ini berlaku pada lidah penikmat seduhan teh lainnya. Saya merasa, ketika Teh Maroko dicampur gula pasir putih atau gula rendah kalori, rasanya tidak jauh beda dengan teh manis pada umumnya, walaupun masih menyisakan rasa spearmint.

Kurang lebih, tidak jauh beda dengan minum teh botol yang dijual di mini market. Lantas, gimana dengan gula jagung?

Bagi saya, mencampur Teh Maroko dengan gula jagung yang kurang tepat. Walaupun sebutannya gula jagung, tapi bukan berarti sama seperti nyelupin jagung ke dalam teh. Rasa Teh Maroko dengan sentuhan gula jagung jadi mirip mayonnaise...

//-- Hmm... Ya! Rasanya memang mirip mayonnaise.

Family suit dining room
By the way... Biarpun daritadi saya cuma ngomongin soal teh, saya jauh-jauh ke Larazeta gak cuma buat minum Teh Maroko. Saya ngicipi juga menu lainnya, seperti roti cane dan nasi kebuli.

Kalau kamu main ke Jakarta Selatan, coba deh ngerasain restaurant ala Timur Tengah di Tebet Barat. Namanya Larazeta.

Eksterior Larazeta memang tidak tampak WAH! Apalagi WOW! Karena Larazeta berada di antara-ruko-ruko bergaya minimalis. Tapi begitu masuk ke Larazeta...

Saya disambut dengan ucapan "assalamu'alaikum" dari pramuniaga berhijab.

Interior ruangan bergaya klasik, mengingatkan saya dengan negeri-negeri Kisah 1001 Malam. Nuansa glamor dan mewah. Ukiran-ukiran seni mosaik khas kerajaan Timur Tengah ikut mengukir hati saya.

Contohnya pada ruang utama yang didominasi oleh warna merah maroon terang dan berkesan gelap karena tata pencahayaan menggunakan lentera-lentera dan kandelar kristal temaram.

Hanya saja, sangat disayangkan tata ruangan di Larazeta terkesan sesak. Aksesoris dimana-mana. Bantal, gorden, air mancur, guci, pedang, lemari, rak-rak mini, permadani, dan cermin. Semua tumpuk-tumpuk jadi satu. Padahal, ukuran gedung Larazeta tidak luas.

Overall, pesona Larazeta membuat saya pengen balik lagi.

Komentar

  1. wah,,akupun mau juga mbak..btw itu keluarga besar mbak mew ya???

    BalasHapus
    Balasan
    1. iya mbak dwi :)
      mama, abah, tiga kakak saya, empat keponakan saya, dan saya sendiri, itu yang pake jilbab biru item... :-d

      Hapus
  2. Hi,
    Mampir yuk
    http://gebrokenruit.blogspot.com/2014/04/bermimpilah-untuk-menjadikannya.html
    Terima kasih

    BalasHapus
  3. kayaknya enak nih.. bungkusin satu yak..hehehe :-d

    BalasHapus

Posting Komentar

Apa yang Anda pikirkan setelah membaca tulisan ini?