Koneksi Internet Indonesia Urutan Buncit

Nikmatnya bisa internetan dimana saja, kapan saja, dan bersama siapa saja.

Slow slow down of the internet connection...
Hari ini, tumben-tumbenan saya iseng ngebacain Facebook Newsfeed, yang notabene merupakan curhatan. Walaupun belum bisa saya pastikan secara statistik, berapa persentase kuantitas status berirama galau bercampur bumbu-bumbu dilema, tapi dari sekian banyak status seliweran di Facebook Newsfeed, ada satu Facebook status yang menarik untuk dilirik.

Pembahasan seputar fakta kecepatan koneksi internet se-ASEAN terkesan sederhana, tapi cukup menggugah selera. Berdasarkan data statistik Netindex.com, diketahui bahwa kecepatan koneksi internet Indonesia berada di urutan ketiga paling lelet, lemot, dan lambat setelah Laos dan Philippine. Kira-kira informasi tersebut merupakan suatu hal yang menyenangkan, membanggakan, menyedihkan, atau memalukan?



Ditinjau dari sisi manusiawi, saya berpendapat bahwa kecepatan koneksi internet secara global di Indonesia memang patut dinilai menyedihkan. Dan... Agaknya sah saja kalau sesekali diselipi istilah memalukan. Saya merasa sedih dan malu ketika Indonesia yang dulunya dipandang sebagai Macan Asia, ternyata dihuni oleh banyak internet provider kemaruk. Tidak berhenti di situ, sejumlah internet provider atau penyedia jasa koneksi internet, dengan bangganya nampang di iklan-iklan meng-claim bahwa dirinya adalah penyedia jasa koneksi internet yang berani menyajikan koneksi internet tercepat dan termurah dibandingkan kompetitor lainnya.

Lha, ya... Kalau dipikir-pikir lagi sieh, memang tampak tidak ada yang salah dengan penyataan mereka, karena memang pada kenyataannya, saat itu atau lebih tepatnya saat iklan tersebut nampang di TV, majalah, koran, atau iklan-iklan di banner website, kecepatan koneksi internet yang ditawarkan oleh internet provider tersebut memang lebih unggul. Hanya saja terkesan janggal saja, mengingat sejumlah internet provider ketika nampang di depan calon usernya mengaku-ngaku sebagai perusahaan pertama yang melakukan gebrakan dengan cara membuka jalur akses tercepat.

ASEAN Internet speed 2014
Photo by facebook.com/aseandna


Jika dirasa-rasa lagi, memang tidak menyenangkan ketika saya melihat skema "ASEAN Internet speed 2014" pada gambar di atas. Entah ini hanya imajinasi saya yang diilhami oleh setan berbisik di telinga, atau memang gambarnya menimbulkan pemaknaan ambigu. Saya seperti melihat babi di bawah kibaran bendera Indonesia tercinta. Dibandingkan dengan negara-negara tetangganya yang disimbolkan melalui hewan cantik-cantik dan gagah-gagah seperti gajah, kuda, angsa, serigala, rusa, elang, katak, --dan sekeren-kerennya simbol hewan adalah, orang hutan, kera, atau monyet...

Tapi kenapa Indonesia harus kebagian babi?!

Dipandang dari sudut manapun, tetap saja itu babi. Mana bisa disulap menjadi kuda nil, apalagi kambing obesitas. Pertanyaan saya adalah, sudahkah internet provider di Indonesia menyerupai babi? Jawaban dari pertanyaan tersebut bersifat kasuistik. Internet provider di Indonesia berpeluang dipandang negara lain dan di negeri sendiri, mensifati babi karena kecepatan koneksi internet tidak sebanding dengan mahalnya harga serta pelayanan customer service yang nyaris tidak ada ramah tamahnya. Pada kasus lain, saya merasa keterlaluan jika internet provider di Indonesia dilecehkan seperti itu, karena saya yakin bahwa tidak ada yang senang ataupun bangga dipandang mensifati babi.

Terlepas dari itu semua. Sejenak saya merasa senang, haru, dan bangga karena Indonesia bukanlah negeri dengan kecepatan koneksi internet terlemot. Tidak apa-apa jika di tahun 2014, kecepatan koneksi internet di Indonesia harus rela memegang medali runner up kedua terlemot setelah Laos dan Philippine. Mengingat struktur alam di Indonesia banyak dipeluk pengunungan dan diselimuti lautan. Ditambah cuaca yang kian hari kian carut-marut. Sebentar hujan, sebentar panas. Seringkali kebanjiran.

Sepatutnya pengguna internet di Indonesia bersyukur karena internet masuk ke Indonesia. Malahan sekarang sedang dicanangkan internet masuk desa. Kecepatan koneksi internet kisaran 4.1 Mbps dinilai sudah lumayanlah. Memangnya mau diapain juga kalau Indonesia punya koneksi internet secepat kilat menyambar pepohonan melambai di bumi? Paling banter ya cuma nge-streaming Youtube, sambil update status. Jika memang ada yang pandai memanfaatkan fasilitas koneksi internet secepat Singapore, maka tidak lebih dan tidak kurang hanya dipakai untuk download buku gratisan atau aplikasi hasil hack. Seaktif-aktifnya user hanyalah buat main game online.

Saya mengajak kamu untuk mengurangi porsi mencela dan mengeluh. Marilah bersama-sama memberdayakan fasilitas yang tersedia secara lebih maksimal. Mari menjemput "saatnya" melalui kegiatan aktif-positif-atraktif-edukatif-inspiratif ketika menggunakan internet.

Komentar

  1. Hmmm...ini di Jayapura apalagi, koneksinya mpot2an.
    Pengen berharap banyak, tapi apa daya kita yang di Indonesia Timur harus tahu diri, wkakaka...
    Tetap bersyukur masih bisa akses internet walaupun lemot :D

    BalasHapus
    Balasan
    1. ehehehe... sabar mas zippy :-d
      saya aja yang di bogor dapetnya gak nyampe 1 Mbps :)
      tapi wajar mas, karena saya baru kuatnya bayar inet yang murah meriah... :))

      Hapus
  2. alhamdulillah,,berarti terkenal dgn super lemotnya ya...

    BalasHapus

Posting Komentar

Apa yang Anda pikirkan setelah membaca tulisan ini?