Tukang Ojek Doyan Pungli

Hadooh! Baru kali ini saya ngerasain namanya diporotin supir taksi.

Say NO to pungli
Photo by dry-iron.blogspot
Sebenarnya ini one day trip ke rumah teman saya di Cibubur. Dan, tumben-tumbenan khusus kali ini, saya pergi-pulang naik taksi karena keadaan darurat. Dari rumah saya di Pemukiman Bukit Az-Zikra Sentul, saya berangkat menuju Mall Cibubur Junction. Maklum, saya ini rada ndeso jadinya saya ke Mall Cibubur Junction mesti pake taksi Blue Bird, dan ngehabisin cost senilai seratus ribu rupiah untuk sekali jalan.

Iya lhoo... Seratus ribu itu bukan jumlah yang sedikit. Saya sendiri juga kaget pake gayanya orang baru pindahan ke kota. Apalagi ditambah charge gak jelas dari tukang ojek senilai lima ribu rupiah. Katanya supir taksi Blue Bird, uang lima ribu tersebut merupakan uang pangkal, atau dengan kata lain uang nginep taksi-taksi di kawasan mereka.

Yang bener aja?! Rasanya, saat itu saya pengen bilang gini ke supir taksinya:

"Pak supir, silakan ambil saja uang lima ribu ini, dan berikan kepada tukang ojek yang mungutin duit pelanggan. Saya sadar betul bahwa uang ini bukan kewajiban saya sebagai penumpang untuk membayarnya. Tapi, saya tidak ingin memotong rejeki bapak sebagai pegawai. 
Pak supir, tolong sampaikan pesan saya kepada tukang ojek tersebut bahwa saya tidak ridha terhadap hal-hal semacam ini. Jika menginginkan anak-anak dan istrinya tidak sehat secara batiniah, silakan menggunakan uang tidak diridhai oleh saya ini. Tapi, jika menginginkan keluarga yang hidup harmonis dan melahirkan keturunan yang bisa membawa kedua orang tua ke surganya Allah, tolong hentikan praktek ini. 
Lebih baik mendapat banyak rejeki tapi Allah ridha, daripada sedikit tapi Allah gak ridha."

Tapi, ya sudahlah... Siapapun tukang ojek yang mendeklarasikan peraturan tidak manfaat begitu, ya semoga saja uang lima ribu tersebut memang bermanfaat dan bisa dimanfaatkan dengan baik oleh mereka, para tukang ojek.

Komentar

Posting Komentar

Apa yang Anda pikirkan setelah membaca tulisan ini?