Hilangnya Budaya Saling Tolong Menolong?

Zaman sekarang nih yee, bisa dibilang zaman yang udah ga bersahabat bwt kita semua. Klo kita semua pada peka nih, kayaknya sifat dewek-dewek atau yang bahasa kerennya sifat egoisme ini udah mendarah daging dalam kehidupan masyarakat kita semua. Dimana setiap orang, setiap individu, setiap insan selalu mementingkan dirinya sendiri, tanpa dia peduli terhadap orang lain yg juga kondisinya ga jauh beda sama kita.

One two three... PUSHH!
akmaju.blogspot
Zaman sekarang juga banyak kelompok-kelompok, lembaga-lembaga, institusi-institusi dll yang mereka hanya memperjuangkan, mementingkan, mengutamakan nasib kelompoknya sendiri, tanpa merhatiin nasib kelompok laennya, mereka ga peduli gimana keadaan kelompok laennya, gimana kemaslahatan kelompk lainnya yg seharusnya dia mendapatkan haknya.

Misal nih ya, contohnya, example kalo kata org bule mah, banyak nih ya, eh bukan banyak lagi malahan tapi buuuuuaaaannyyyyaaaaakkkk wakil rakyat yg seharusnya, yg semestinya, yg seyogyanya, yg notabene mereka semua tuh ya sebagi penyampai, penyalur aspirasi kita semua (rakyat). Ehhh,,,, alih-alih melaksanakan amanat kita mereka malah sibuk dengan urusan kelompoknya, kayak membesarkan partainya lah, atau yg lebih parah lagi mreka hanya mentingin kesejahteraannya sendiri tanpa peduli dengan amanatnya sebagai WAKIL RAKYAT, dan yg kacaunya lagi mereka tuh WATADOS.. apaan tuh watados??? Jiah masa iya kagak tau,, kagak gahol niih,,, ckck, hehe...



Okeh, kembali lagi ke pembahasan. Allah menciptakan segala sesuatu kulli hal mempunyai manfaat, mempunyai fungsi. Salah satunya adalah kita yaitu manusia. Allah menjadikan manusia sebagai Khalifah fil ardh, sebagai pemimpin dimuka bumi ini. Selain itu juga kita dijadikan bersuku-suku, berbangsa-bangsa agar kita semua saling mengenal dan saling menolong dalam kehidupan sehari-hari kita.

Sikap muatualisme, saling menguntungkan udah kagak nampak lagi nih di kehidupan kita. kalaupun ada itu pasti sebagian kecil dan ga sebanding sama jumlah penduduk negeri indonesia tercinta ini yg banyaknya seabrek-abrek. Padahal mayoritas penduduk negeri ini adalah ISLAM, dan tentunya semua umat islam tau sebaik-baiknya manusia adalah yang bisa bermanfaat untuk manusia lainnya, Khairunnas anfauhum linnas. Kita bisa menjadi anfauhum linnas kalau kita bisa membantu orang lain, kita bisa membahagiakan orang lain, minimal kita bisa membuat orang lain tersenyum dengan kehadiran kita.

Oleh karenanya sikap mementingkan kepentingan bersama harus kita bangun, kita mulai, kita biasakan dalam kehidupan bermasyarakat. Terlebih lagi kita sebagai umat islam harus saling tolong menolong, tentunya saling tolong menolong dalam kebaikan Ta’wanu alal birri, agar tercipta suasana yg enak, suasana yg adem, suasana yg nyaman di masyarakat kita.

Dalam dunia piskologi ada juga yg membahas tentang sikap menolong antar sesama. Sikap ini disebut dengan Altrusime yaitu tindakan sukarela untuk menolong orang lain tanpa mengharapkan imbalan dalam bentuk apapun atau disebut juga sebagai tindakan tanpa pamrih (sears, Adi, 2007).

Altruitic pemahamannya menolong orang lain, membuat orang laen seneng. Nah disini membuat orang lain senang itu didasari oleh 2 faktor, yaitu:
  1. Eksosentris, yaitu Bila individu tidak peduli siapa yg ditolong, dari mana asalnya, apa sukunya.
  2. Endosentris, yaitu apabila individu yg menolong mendapatkan keuntungan dari individu yg ditolong.

So, Altruisme adalah sikap mendahulukan kepentingan orang lain yg lebih membutuhkan dari pada kepentingan kita sendiri.

Dalam Islam altruisme disebut "Al-Itsar". Altruisme tersurat secara jelas dalam surat Al-Hasyr ayat 9:
"Dan orang-orang yang Telah menempati kota Madinah dan Telah beriman (Anshor) sebelum (kedatangan) mereka (Muhajirin), mereka (Anshor) 'mencintai' orang yang berhijrah kepada mereka (Muhajirin). dan mereka (Anshor) tiada menaruh keinginan dalam hati mereka terhadap apa-apa yang diberikan kepada mereka (Muhajirin); dan mereka mengutamakan (orang-orang Muhajirin), atas diri mereka sendiri, sekalipun mereka dalam kesusahan. dan siapa yang dipelihara dari kekikiran dirinya, mereka Itulah orang-orang yang beruntung."

Terkait dengan ayat di atas, Abu Hurairah RA meriwayatkan bahwa,
"Pada suatu hari ada seorang lelaki datang bertamu kepada Rasulullah. Karena kala itu di rumah Rasulullah tidak tersedia makanan untuk menjamu, maka beliau bertanya kepada para sahabat, 'Siapakah kiranya yang sudi menjamu tamuku ini?' Saat itu Abu Thalhah, salah seorang sahabat dari kalangan Anshor menyatakan kesediaannya. Lalu Thalhah mengajak tamu Rasulullah tersebut ke rumahnya. Padahal ketika itu di rumahnya juga tidak ada cukup makanan kecuali untuk anak-anaknya.

Untuk mensiasatinya, Thalhah memerintahkan isterinya untuk mengajak anaknya untuk bermain-main, dan ketika mereka minta makan malam, maka mereka diajak tidur. Ketika tamu tadi masuk ruang makan, Thalhah memerintahkan isterinya untuk mematikan lampu, agar sang tamu tidak mengetahui kalau sebenarnya makanan yang disediakan hanya cukup untuk dirinya. Thalhah dan isterinya menyertainya di ruang makan seolah sedang ikut makan. Mereka duduk bersama, sementara sang tamu makan. Setelah itu mereka tidur dalam keadaan menahan lapar.

Ketika pagi datang Thalhah dan isterinya menemui Rasulullah, kemudian Beliau memberitahukan pujian Allah swt. kepada mereka. 'Sungguh Allah kagum dengan perbuatan kalian berdua terhadap tamu kalian.'"(HR Muttafaq ‘alaih).

Nah, kisah di atas tadi tuh merupakan sikap altruis yang dicontohkan oleh sebagian sahabat Rasulullah. Sikap altruis ini mereka lakukan atas dasar ikatan persaudaraan kemanusiaan (ukhuwah insaniyah) dan sekaligus ikatan persaudaraan sesama muslim (ukhuwah islamiyah).

Dalam ayat yang lain juga banyak di bahas tentang sifat Altruisme, diantaranya :
  1. QS. Al Maidah ayat 2, dibahas tentang perintah untuk tolong menolong dalam berbuat kebaikan dan ketaqwaan, dan jangan tolong menolong dalam berbuat dosa dan permusuhan.
  2. QS. Al Qasas ayat 77, dibahas tentang perintah untuk berbuat baik kepada orang lain sebagaimana Allah telah berbuat baik kepada kita.
  3. QS. Al Hujurat ayat 10 – 13, dibahas tentang orang-orang mukmin itu bersaudara, larang mengolok-olok orang lain, larangan prasangka, larangan mencari-cari kesalahan orang lain, larangan menggunjing, manusia diciptakan bersuku-suku dan berbangsa-bangsa supaya saling mengenal.

Dari ayat-ayat diatas bisa dikaitkan dengan sikap Altruisme:
  1. Allah memerintahkan kepada kita untuk saling tolong menolong dalam berbuat kebaikan dan ketaqwaan. Dan larangan tolong menolong dalam berbuat dosa dan permusuhan.
  2. Allah memerintahkan kita untuk berbuat baik kepada orang lain, terutama sesama muslim bahkan kepada selain muslim pun Allah memrintahkan kita untuk berbuat baik.
  3. Mukmin yang satu dengan mukmin yang lainnya bersaudara, sudah seharusnya sebagai saudara harus saling tolong menolong.
  4. Allah melarang kita untuk berprasangka buruk kepada orang lain
  5. Allah melarang kita mencari-cari kesalahan orang lain.
  6. Allah melarang kita menggunjing orang lain.Manusia di ciptakan bersuku-suku, berbangsa-bangsa agar saling mengenal. Dengan saling mengenal maka akan tumbuh sifat peduli, sifat kasih sayang dan sifat tolong menolong.

Komentar

  1. OMG aq suka bangett, terutama dng hadits yg mengkisahkan ketulusan Abu Thalhah, memberi dan menjamu yg terbaik meski dia sbnrnya dalam keadaan yang terbatas, oh Mew, thanks yaa udh menginspirasi <3

    BalasHapus

Posting Komentar

Apa yang Anda pikirkan setelah membaca tulisan ini?