Masih betah kesasar di blog saya? 
Keep reading ya! Karena saya mau brainstorming bareng temen-temen yang lagi baca artikel ini. Saya minta pendapat kamu, boleh ya?
Sebelum ke pembahasan, saya kasih intro...
Rabu malam kemarin, selepas saya muntah posting-an. Seorang teman bernama Nasikin Makin, mention saya lewat Facebook. Kira-kira begini adegannya:
Bentar! Hold on! Naskah protokol, yang nantinya bakalan jadi penting ini, perlu dilanjutin gak?
Istilah "affiliate" secara singkat, padat, aktual, terpercaya, ekonomis, struktural, dan oriented, bisa dipahami sebagai... Perolehan komisi atas upaya mempromosikan produk atau jasa.
Saya coba sorot Envato sebagai model di artikel ini. Oleh karena itu, boleh dunk saya menyematkan label company kepada Envato? Anggaplah, Envato memiliki anak-anak perusahaan, yaitu GraphicRiver, AudioJungle, Photodune, Themeforest, Activeden, 3docean, Videohive, Codecanyon, dan Microlancer.
Diasumsikan, saya sudah terdaftar sebagai author atau bahasa pasarannya, "member". Envato memberikan kesempatan kepada saya untuk menjadi: author (saja), hawker (saja), one man show --semuanya dikerjain sendiri, atau silent reader. Jika saya memilih pure menjadi author, artinya secara moral dan material, dituntut menghasilkan sesuatu buat didagangkan. Lantas, menyerahkan begitu saja karya saya di kios Envato, tanpa perlu capek-capek promosi. Aksi tersebut, lebih mirip seniman yang kerjanya cuma ngetok batu, ngamplas kayu, ngecat canvas, dan hal-hal lain yang bertema "penciptaan". Bener, gak?
Tapi-tapi-tapi... Gimana mau jadi author? Skill saja gak mumpuni.
Apalagi, selama proses ngejawab kuis alias soal ujian buat jadi author, saya berkali-kali dicekoki kata-kata, seperti:
Ya sudah deh... Mendingan saya dagangin barang teman-teman sesama member saja. Langkah yang begini ini, saya lebih suka menyebutnya sebagai hawker alias pedagang. Upah yang saya terima dari Envato, bukanlah komisi hasil penjualan. Melainkan, komisi deposito. Dengan kata lain, kalau orang tersebut cuma cuci mata, ngambil barang gratisan, atau iseng-iseng daftar, tapi gak deposit ke Envato. Maka, paling banter saya cuma diucapi, "terima kasih, Mew..."
Ya okelah... Namanya juga hawker. Tapi, bingung nieh... Mau ngedagangin apa ya? Ngambil dagangannya kemana? Ada berapa tuh kompetitor saya?
CLINGG! Muncul tampilan, seperti berikut: //--Taa-Daaa!!!
Nah! Sudah dapat deh, barang yang mau dijualin. Tinggal puter otak, balik badan, trus jungkir balik... Gimana nieh cara mulai ngejualinnya?
Gak terasa, setahun pun berlalu. Setelah kenyang lihatin dagangan orang lain, maka saya ikut-ikutan bikin produk, seperti gambar berikut:
Hmm... Sempat terlintas... Tampaknya, sah-sah saja kalau saya menerapkan Sistem One man show, yaitu semua tasks di-handle sendiri. Memangnya apa yang kurang?
Akhirnya... Sudah dulu ah, artikelnya sudah panjang nieh hihi...
Keep reading ya! Karena saya mau brainstorming bareng temen-temen yang lagi baca artikel ini. Saya minta pendapat kamu, boleh ya?
Sebelum ke pembahasan, saya kasih intro...
Rabu malam kemarin, selepas saya muntah posting-an. Seorang teman bernama Nasikin Makin, mention saya lewat Facebook. Kira-kira begini adegannya:
"//--Ting Tuunggg...
'Mew, itu punya kamu ya?'
'Yang mana?'
'Itu lho, yang di blog... Bener kan? Ngaku saja... Hehe...'
'Hehe... Ada apa, Kin?'
'Caranya jadi affiliate di situ gimana sieh? Ajarin dunk...'
Sejenak... Saya terdiam. Lantas, jemari mungil saya menelusup melalui sela-sela cuping secangkir susu kambing. Perlahan tapi pasti. Saya dekatkan bibir cangkir ke bibir saya, kemudian menyeruput dengan khidmat, dan berkata... Mbeee~ekkkk..."
Bentar! Hold on! Naskah protokol, yang nantinya bakalan jadi penting ini, perlu dilanjutin gak?
Istilah "affiliate" secara singkat, padat, aktual, terpercaya, ekonomis, struktural, dan oriented, bisa dipahami sebagai... Perolehan komisi atas upaya mempromosikan produk atau jasa.
 |
| Envato Logo
Photo by envato
|
Diasumsikan, saya sudah terdaftar sebagai author atau bahasa pasarannya, "member". Envato memberikan kesempatan kepada saya untuk menjadi: author (saja), hawker (saja), one man show --semuanya dikerjain sendiri, atau silent reader. Jika saya memilih pure menjadi author, artinya secara moral dan material, dituntut menghasilkan sesuatu buat didagangkan. Lantas, menyerahkan begitu saja karya saya di kios Envato, tanpa perlu capek-capek promosi. Aksi tersebut, lebih mirip seniman yang kerjanya cuma ngetok batu, ngamplas kayu, ngecat canvas, dan hal-hal lain yang bertema "penciptaan". Bener, gak?
Tapi-tapi-tapi... Gimana mau jadi author? Skill saja gak mumpuni.
Apalagi, selama proses ngejawab kuis alias soal ujian buat jadi author, saya berkali-kali dicekoki kata-kata, seperti:
"Author...
Plagiat...
Rejected?!
Banned!!!"
Ya sudah deh... Mendingan saya dagangin barang teman-teman sesama member saja. Langkah yang begini ini, saya lebih suka menyebutnya sebagai hawker alias pedagang. Upah yang saya terima dari Envato, bukanlah komisi hasil penjualan. Melainkan, komisi deposito. Dengan kata lain, kalau orang tersebut cuma cuci mata, ngambil barang gratisan, atau iseng-iseng daftar, tapi gak deposit ke Envato. Maka, paling banter saya cuma diucapi, "terima kasih, Mew..."
Ya okelah... Namanya juga hawker. Tapi, bingung nieh... Mau ngedagangin apa ya? Ngambil dagangannya kemana? Ada berapa tuh kompetitor saya?
"Bentar... Bentar... Biar lebih konsentrasi nyari info soal beginian, mendingan ditutup saja tab browser Facebook, Twitter, dan Google+ saya. //--Klik! Klik! Klik!
Eh? Apa ini? Ada menu All Files di website. Klik ahh...."
CLINGG! Muncul tampilan, seperti berikut: //--Taa-Daaa!!!
 |
 |
 |
|
 |
 |
|
|
 |
 |
|
|
Nah! Sudah dapat deh, barang yang mau dijualin. Tinggal puter otak, balik badan, trus jungkir balik... Gimana nieh cara mulai ngejualinnya?
"Aha! Kan ada sosial media. Saya bisa pasarin lewat blog, forum, group, community, fans page, atau update status... Lalu, biar Envato nyadar kalau ini merupakan hasil kerja keras saya, maka harus ditandai lewat menu Affiliates."
Gak terasa, setahun pun berlalu. Setelah kenyang lihatin dagangan orang lain, maka saya ikut-ikutan bikin produk, seperti gambar berikut:
 |
 |
Hmm... Sempat terlintas... Tampaknya, sah-sah saja kalau saya menerapkan Sistem One man show, yaitu semua tasks di-handle sendiri. Memangnya apa yang kurang?
"Punya lapak sendiri...
Massa sudah banyak...
Bisa menghasilkan produk sendiri, biarpun cuma satu atau dua, tapi kan hitungannya tetep ada..."
Akhirnya... Sudah dulu ah, artikelnya sudah panjang nieh hihi...
bos mau tanya nih caranya daftar jualin barang barang di evanto itu gmna yah??ada tutorialnya gak?
BalasHapussaat ini belum ada... :D tapi akan segera saya proses untuk tulisannya :D
Hapus