Kenapa Mukmin Wajib Puasa Ramadhan?

"Bersihkan hati, sucikan jiwa, kuatkan niat." Udah gak asing ya dengan istilah seperti ini? Biasanya gencar banget dipopulerkan mulai selama event Ramadhan. Tapi, emangnya harus gitu ya?

Maksud saya, apa harus mengawali Ramadhan dengan hati yang bersih?

Ramadhan, I'm coming!
Photo by shalimow.com
Setahu saya, hati yang bersih identik dengan hati yang sehat, walaupun bersihnya hati, belum tentu sehat. Maksud dari hati yang bersih lebih mengarah pada usaha, sedangkan hasilnya merupakan hati yang sehat.

Yang jadi pertanyaan saya sekarang adalah, kalau setiap tahun saya harus menyambut Ramadhan dengan hati yang bersih, darimana saya tahu hati saya udah bersih atau belum? Dan, //--anggaplah masa penyambutan datangnya Ramadhan sekitar seminggu, memangnya selama seminggu itu, hati saya dibersihkan pakai apaan?
Porstex? So Klin? Ponds white and beauty? Napoclean?

Saya pun cari-cari referensi untuk menjawab pertanyaan saya sendiri tentang masalah hati.

Muhammad bin Abi Bakr bin Ayyub bin Sa'd al-Zar'i al-Dimashqi atau yang lebih dikenal sebagai Ibnu Qayyim al-Jauziyyah mengelompokkan hati ke dalam tiga bagian, yaitu qalbu salim, qalbu mayyit, dan qalbu maridh.


Ciri-ciri seseorang memiliki hati yang sakit atau qalbu maridh adalah riya, berhasrat untuk dipuji, hasad, dengki, ghibah, sombong, tamak, munafik, dan lain-lain. Kalau sudah begini, maka dia cenderung salah kaprah ketika menilai kehidupan. Contohnya, dalam suatu komunitas, si Fullan, yang kena penyakit hati dan punya nama besar di komunitas tersebut, lantas ketemu Fullanah yang berpotensi sama suksesnya, anggap aja calon pesaing. Trus, si Fullan ini jadi bingung dan gelisah, apa lagi tiap kali dia denger pujian yang terus menerus buat Fullanah. Innalillah... Padahal, baru aja jadi calon pesaing. Belum tentu juga si Fullanah pengen saingan.

Hal-hal yang kayak gini rentan banget dan pada berbagai kasus tertentu, sulit buat ngebedain, orang tersebut punya penyakit hati atau enggak. Jangan-jangan, saya sendiri, yang ngangkat topik ini, malah terinfeksi. Duuuuh! Jangan sampai deh... Ngeri!

Better to check our heart
Photo by emha-imtiyaz.blogspot
Karena berawal dari qalbu maridh, kalau tidak segera diobati, nanti bisa berubah jadi qalbu mayyit. Qalbu mayyit adalah kondisi dimana hati sepenuhnya terhijab oleh hawa nafsu. Bisa dikatakan, sudah gak ada lagi celah buat ilmunya Allah masuk ke dalam hatinya. Sepanjang hidup cuma ada dunia, dunia, dan dunia. Udah gak mikir lagi akhirat. Gak peduli Allah meridhai atau enggak, yang penting dia dapetin apa yang dia mau.

Tapi jangan kuatir... Seseorang dengan hati yang sudah mati sekalipun, masih bisa dapat hidayah dengan cara didoakan terus menerus, "semoga si Fullan sadar..."

Begitu Allah berkehendak untuk menghidupkan kembali hati yang sudah mati, biasanya caranya luar biasa sakit, bagai derita tak bertepi. Lebih sakit daripada dijitak gajah pas lagi ngemut tawon. //--emangnya saya pernah dijitak gajah? Kayak ngerti aja hehe...

Insya Allah, setelah ditampar Allah, si Fullan, yang dulunya qalbu mayyit itu, akhirnya ingat Allah, rajin zikir, sholat tepat waktu, senang sedekah, mulai ngejalani hal-hal yang di-sunnah-kan, dan semua dia lakukan untuk mencari ridha-nya Allah. Akhirnya, apa? Jadi qalbu salim deh, hatinya bersih, dan insya Allah kinclong, karena rajin dibersihkan... Alhamdulillah... //--Kata Ustad Yusuf Mansyur, "cakeeep...". Syeikh Fikri Thoriq bilangnya lain lagi, "ya Salam..."

Back to topic.

Saya ngelanturnya kepanjangan gak sieh? Daritadi yang diomongin cuma masalah hati, trus kapan nieh ngebahas masalah kewajiban berpuasa di Bulan Ramadhan? Trus, apa hubungannya antara Ramadhan dengan hati? //--Hmm hubungan mereka berdua baik-baik saja...

Jadi, gini lho...

Sebelum ngebahas masalah Ramadhan, paling gampang kalau dimulai dari ngebahas keutamaan dari puasa. //--Panjang lagi deh...

Dari sekian banyak keutamaan puasa, salah satu manfaat puasa yang mau saya tekankan di sini adalah dalam hal kesehatan.

Jika saya berpuasa, maka tanpa disadari saya telah memenuhi hak-hak organ tubuh khususnya ginjal dan lambung untuk beristirahat.

Bagi yang gak biasa puasa, umumnya puasa dinilai sebagai suatu hal yang bikin capek, lemah, letih, lesu, lemes, dan bikin gak semangat ngapa-ngapain selain tidur. //--Mau bilang "innalillah"? Jangan gitu lah, wajar kok... Karena di situlah keistimewaan puasa.

Ten minutes more... Hurry up! You clock.
Photo by ruangfana.blogspot
Dengan berpuasa, maka saya mulai mikir, "ternyata gini ya rasanya orang-orang yang pengen makan, tapi gak bisa makan? Padahal makanan di rumah melimpah, tapi cuma bisa dilihatin sampai ngiler. Kadang dengan sombongnya saya gak mau makan dengan alasan gak nafsu makan, galau, sedih, bete, marah, atau apa ajalah yang penting gak disentuh tuh makanan..."

Dari pemikiran seperti barusan, udah kelihatan kan rahmatnya Allah? //--Yang kayak begini, namanya "rahmat" apa "hidayah"?

Dan puasa bisa mengobati sifat high temper alias juaranya ngomel, dimana setiap kali dia ngomel, bisa dari subuh ketemu subuh, lantas dengan berpuasa mulai berkurang kebiasaan marah-marahnya. Jadi lebih sabar, anggun, tenang... Karena supply makanan dan minuman berkurang.

Kalau ada temen-temen yang masih semangat buat teriak-teriak --"teriak" di sini untuk hal-hal yang negatif ya, padahal dia sedang berpuasa, kemungkinannya cuma dua. Antara kelebihan energi atau puasa mutih...

Kesimpulannya, bukan event Ramadhan yang bikin hati seorang muslim jadi putih, bersih, dan sehat, melainkan karena ia berpuasa.

Komentar