Peluang Usaha: Siap Meraih Jutaan Dollar Dari Limbah Got?

Sudah siap menjadi pengusaha berkonsep go green? Mendirikan usaha ramah lingkungan merupakan impian mayoritas wirausahawan. Umumnya calon pendiri usaha, acapkali berpikir untuk memulai sesuatu dari hal-hal yang mewah, besar, dan mencengangkan.

limbah got rumah

Pada artikel kali ini, saya ingin menyebarkan ide usaha yang multi-fungsi. Jika dikerjakan, berpotensi menambah digit celengan kita dunia-akhirat, juga meningkatkan kualitas kebersihan, kesehatan, dan keindahan lingkungan sekitar rumah.

"Karena kegiatan terbaik adalah bermula dari rumah."

Ide usaha ini berasal dari selokan. Bayangan saya ketika mendengar kata "selokan" adalah tempat tikus-tikus ngedugem. Clubbing. Ajeb-ajeb sambil mabok lindi, sebagai pengganti whiskey. Itu mungkin saja terjadi, jika lokasi got berada di kawasan metropolitan.

Tapi, kalau got berada di area pemukiman, mungkin di situlah basecamp mereka memusyawarahkan kondisi Republik Indonesia yang kian memprihatinkan. Dimana kata Prabowo Subianto, "kaum elit nasional dan internasional sudah meramalkan, bahwa pada tahun 2030 mendatang, NKRI ini sudah lenyap." Tinggal kenangan mengharu-biru. Seperti hilangnya Palestina dari peta dunia, digantikan oleh Israel.

Got sebagai tempat saluran pembuangan air


Fungsi Utama Selokan

Sebagian orang menganggap selokan atau got identik dengan tempat pembuangan akhir (TPA) yang menjijikan, kotor, bau, dan tidak menarik. Padahal, berdasarkan beberapa literatur, got merupakan fasilitas umum yang berfungsi sebagai saluran pembuangan air hujan dari area pemukiman menuju induk sungai, dan bermuara di laut. Sehingga air hujan tidak menggenang terlalu lama, hingga berpotensi merusak infrastruktur kota dan desa.

Selain itu, got juga berperan penting dalam mengalirkan limbah cair hasil kegiatan rumah tangga. Misalnya, air bekas mandi, air cucian piring dan baju, dan air bekas wudhu. Semua berkumpul pada titik temu yang sama, yaitu kali.

Bertambahnya jumlah penduduk menandakan meningkatnya perkembangan zaman. Itulah mengapa, got juga dituntut untuk bisa beradaptasi, dengan cara menambah fungsi selokan agar bisa memenuhi kebutuhan penduduk.

Got menjadi tempat pembuangan sampah

Faktanya, comberan kini sudah multi-fungsi, dimana dia harus ikhlas, taat, dan rela menerima limbah cair plus bonus se-parcel sampah rumah tangga. Seperti cangkang telur ayam, makanan sisa, tulang belulang, pampers, pembalut, bungkus pasta gigi, plastik belanja, kertas ulangan Nobita yang dapat nilai nol, dan banyak lagi ragamnya.

Saya yakin, ada saja orang yang cinta kebersihan dan kerapihan. Tapi, ada juga segelintir orang yang berpikir out of the box. Seperti, bau apek asam manja sedikit, tidak masalah. Jorok sedikit, juga gak apa-apa. Kotor dikit, selow lah. Selama keberadaan selokan rumah memberi kepuasan pol lahir-batin.

Padahal, sampah-sampah yang menumpuk di got juga berbahaya bagi lingkungan. Baik ditinjau dari segi kesehatan maupun kebersihan. Oleh karena itu, selokan rumah kita harus rajin dibersihkan secara rutin.


Menggali Harta Karun Di Selokan Zaman Now

Perkembangan zaman menuntut comberan lebih dari sekedar menjadi tempat saluran air, namun juga sebagai tong sampah warga dan pejalan kaki. Maka, tidak heran jika setiap kali hujan lebat, banjir menjadi sahabat setia jalan raya dan pemukiman.

Lumayan deh, ada kolam renang gratis dan terbuka untuk umum. Alhamdulillah wassyukurillah 'ala ni'matillah?

Memang benar, bahwa bungkus makanan, minuman, permen, dan camilan bisa kita temukan dimana saja. Apalagi sungai menjadi basecamp tentara limbah terfavorit. Percaya gak percaya, coba baca deh tulisan lawas saya tentang bagaimana eksistensi sampah berubah dari momok menakutkan, menjadi sangat ikonik.

STOP! Sampai di sini dulu mengeluh tentang sampah dan peceran. Sekarang giliran kita bersama-sama memikirkan, bagaimana caranya memperluas kemungkinan limbah got agar lebih berguna bagi agama, nusa, dan bangsa.

Limbah got yang kotor, bau, dan menjijikkan itu, tampaknya bisa menjadi aset nasional berharga yang tidak akan habis jika diperdagangkan. Termasuk ke pihak aseng. Mungkin gak, ya?

Berdasarkan pengamatan saya, maraknya pembangunan infrastruktur, gedung, bangunan, rumah, dan perumahan merupakan salah satu indikator bahwa ide usaha ini cukup menjanjikan. Per satu sekop kotoran got yang kita keruk, artinya kita sedang memproses ampas menjadi emas.

Memanfaatkan material seperti pasir di got

Yah, gak bakalan jadi emas juga sih, kalau uang hasil penjualannya gak dibelikan emas. Hehehe.

Tahu kah kamu? Hasil riset yang dilakukan oleh Yayasan Semai Alam Lestari menunjukkan bahwa limbah got telah mengalami proses pengendapan, pembusukan, dan pengerasan yang cukup lama.

Limbah semacam inilah yang kerap ditemukan di lingkungan perumahan. Dan jika kita keruk, maka akan memperoleh 70% pasir, 20% lumpur bercampur lindi, dan 10% sampah rumah tangga seperti plastik dan kaleng.

Dengan menggunakan sistem biore mediasi, zat-zat yang terkandung dalam limbah got ini bisa diuraikan menjadi senyawa sederhana yang kaya manfaat.

Salah satu manfaat utama dan terbesar dari pengolahan limbah selokan rumah adalah menghasilkan bahan baku bangunan, batako, paving blok, media tanam, dan pupuk cair. Dimana semua itu nantinya bisa dijadikan konsumsi pribadi, atau dijual.

Jual saja di Tokopedia! Atau, di Shopee pi pi pi.

Misalnya, material pasir yang kita dapatkan melalui sekali keruk, nantinya bisa dimanfaatkan sebagai bahan baku pembuatan batako dan paving blok. Abunya bisa disulap menjadi media persemaian tanaman. Dan lumpurnya menjadi pupuk organik.

Percayalah! Pengolahan limbah got tidak hanya menjadikan lingkungan bersih, tapi juga menguntungkan secara ekonomi. Pertanyaannya sekarang adalah, sudah siapkah kita menjadi jutawan gara-gara mulung sampah selokan rumah?


Menjadi Jutawan Dari Limbah Got

Ide usaha limbah got sebenarnya cukup menarik. Karena pada dasarnya, kualitas karakteristik produk ini tidak kalah dengan produk pasaran yang sudah lama terkenal.

Ditambah lagi, maraknya pembangunan rumah, gedung, dan infrastruktur, memicu melambungnya harga material bangunan. Sehingga, seandainya material hasil pengolahan limbah hanya dikonsumsi untuk kebutuhan pembangunan pribadi, maka kita bisa banyak berhemat.

Selain itu, kita juga bisa menanggulangi fenomena kelangkaan pupuk. Sehingga, harga pupuk yang kian mahal, tidak lagi membuat petani berkeluh kesah.

Nah! Ayo kita mulai menyiapkan beberapa alat pertukangan, tenaga kerja, lokasi pengelolaan limbah yang jauh dari pemukiman warga, dan pastikan ada got yang available.

"Ingat! Limbah got adalah emas yang tertimbun dan diabaikan."

Selokan rumah yang tidak dirawat dengan baik, sedikitnya memiliki 6 zat pencemar, yaitu: Bakteri E. Colii, Salmonella, Chemical Oxygen Demand, Biology Oxygen Demand, H2S, dan Methan.

Dengan memanfaatkan bioaktivator semai yang bisa diperoleh di toko bangunan dan toko kimia, bakteri jahat tersebut bisa diminimalisir. Bioaktivator semai berupa cairan pengurai yang dapat membantu percepatan proses penguraian.

Sebelum limbah got diolah dan dikomersilkan, sebaiknya limbah got dipilah dulu menggunakan penyaring. Kemudian pisahkan dan kelompokkan sesuai jenisnya.

Oke! Seandainya mulai terasa penat dan lelah akibat proses pengolahan limbah yang panjang, rumit, ribet, dan lama. Kita bisa puas dengan menyediakan stok bahan baku bangunan. Dimana stok tersebut tetap bisa dijual, walaupun dengan harga murah.


Caranya:

Siapkan saringan material, sekop, cangkul, ember, gerobak, pompa air, terpal, tangkai pembuat pupuk cair, dan sarung tangan.

Keruk endapan dalam selokan rumah menggunakan cangkul. Lalu, timbun sementara di sepanjang pinggiran got. Endapan tersebut biasanya masih bercampur-campur.

Kemudian endapan limbah got dipilah dan dikelompokkan sesuai jenisnya. Sehingga, kita akan mendapatkan pasir, koral, lumpur, lindi, sampah organik, dan sampah anorganik. Lindi adalah endapan cair yang biasanya mengalir di bawah tumpukan sampah. Terkadang lindi ikut mengalir dan terapung di tempat yang lebih rendah.

Selanjutnya material tersebut siap diolah menjadi produk-produk komersial sesuai karakteristiknya.


Hasil olahan limbah got

Jika pasir dicampur semen, bioaktivator, dan pengeras beton, diaduk hingga rata, kemudian diproses lebih lanjut bisa menghasilkan batako dan paving blok. Kemudian, puing-puing koral jika diproses lebih lanjut bisa menjadi bahan penguat beton.

Selanjutnya, lumpur yang difermentasi menggunakan campuran pupuk kandang, serasah tanaman, atau tanaman hijau yang sudah lapuk, ditambah serbuk gergaji/sekam dan bioaktivator, bisa menjadi media semai atau media tanam.

Setahu saya, ketika saya berkunjung ke stan LIPI saat pameran di Mall Botani Square pada tahun 2016, harga sekotak media semai ukuran 30x42 cm sekitar Rp350.000,- (tiga ratus ribu rupiah).

Sedangkan, untuk sampah organik. Kita bisa melakukan fermentasi menggunakan bioaktivator dan mollase untuk mengubahnya menjadi pupuk kompos. Bioaktivator berguna menetralisir bau tak sedap. Dan pupuk kompos yang dihasilkan dari limbah got mengandung unsur hara (NPK) yang lengkap dan dibutuhkan tanaman.


Dan, sisanya, yaitu sampah anorganik. Kita bisa berdayakan dengan mengubahnya menjadi kerajinan tangan, dijual kepengerajin sampah, atau dibakar habis. Terakhir, lindi yang diolah bisa menjadi pupuk susulan (pupuk cair). Cara mengaplikasikannya adalah dengan menyiramkan atau menyemprotnya ke permukaan tanah.

Setelah endapan got dikeruk, maka aliran air akan kembali lancar, insyaAllah. Segini dulu ya, semoga tulisan ini bermanfaat. Terima kasih sudah membaca. Jangan lupa di-share ya.

Komentar