Ngicipi Kicak, Takjil Legendaris Khas Yogyakarta

Hmm... Sedaaap... Membayangkan belanja kue-kue basah yang klenyer-klenyer plus kenyal-kenyal basah di Pasar Sore Romadhon Kauman, Yogyakarta.

Pasar Sore Ramadhan Kauman
Photo by bisnisukm.com


Sudah lebih dari sepuluh tahun saya meninggalkan Kota Yogyakarta tercinta, menuju Bogor Kota Beriman. Uniknya, semegah apapun Kota Bogor ini, masih ada bekas-bekas rindu untuk kembali ke Yogyakarta. Bagi saya, Yogyakarta itu adalah kota ngangenin yang pandai manggil-manggil sanubari saya buat singgah.

Hanya saja, saya baru bisa memandangimu dari jarak ribuan mill, wahai Jogja.



Anyway, Bulan Ramadhan memang bulan spesial yang bisa bikin semua panca indra saya meningkat drastis. Walaupun, hanya dengan mengingat masa kanak-kanak yang dilalui dengan penuh keceriaan bersama kakak tercinta, Mbak Yaya.

Ngomongin soal kuliner Ramadhan khas Yogyakarta, seingat saya, spot terbaik buat berburu jajanan berbuka puasa adalah di Gang Senggol Kauman. Dekat Masjid Gedhe Kauman. Gak jauh dari Keraton Yogyakarta.

Kue Lumpur Pandan Suji
Photo by Dita Wistarini


Ada banyak banget cemilan, seperti carang gesing, kicak ketan, setup jambu, bolang baling, tape goreng, lupis, cenil, kue apem, klepon, kue lumpur...

Ya Allah... Bolang-baling, Kicak, Lupis, dan Cenil itu sukses bikin iler saya ngeces kemecer... Karena empat kue tersebut makanan kesukaan saya...

Kicak terbuat dari jaddah --atau ketan yang ditumbuk halus, gula, parutan kelapa, nangka, pandan, dan vanili. Kalau di kampung-kampung, gula yang dipakai untuk membuat kicak adalah gula jawa, sedangkan jika bergeser ke perkotaan, panganan kicak dibuat menggunakan gula pasir. Dan, mereka menggunakan singkong sebagai gantinya jaddah. Bahan-bahan tersebut dicampur dan dikukus dengan kayu bakar.

Rasa legit dan kelembutan Kicak sebelas dua belas saja dengan Kue lumpur. Kicak tampil cantik dengan perpaduan antara balok-balok jaddah berwarna putih opaque, bertabur parutan kelapa, diselingi potongan-potongan kecil daun pandan hijau, diakhiri sentuhan buah nangka. Perpaduan tersebut menyerbakkan aroma khas kicak yang berasal dari daun pandan dan buah nangka.

Kicak memang cantik
Photo by Hendra Wardhana


Sayangnya, Kicak hanya bisa dinikmati saat Bulan Ramadhan, karena penjual Kicak mengaku, dagangannya tidak laku jika dijual selain Bulan Ramadhan. Sehingga, jadilah Kicak takjil istimewa dan legendaris khas Yogyakarta.

Masih penasaran seputar Kicak? Ayo lanjutkan membaca artikel ini.

Berdasarkan informasi di National Geographic, Kicak pertama kali dibuat oleh Mbah Wono pada tahun 1950. Mbah Wono tidak tahu kenapa kue buatannya itu disebut Kicak. Saat kue buatannya tersebut muncul, pembeli langsung menyebutnya sebagai Kicak, padahal Mbah Wono sendiri mengaku belum ngasih nama untuk kue tersebut. Mendengar kuenya disebut Kicak, Mbah Wono menduga Kicak adalah nama lain dari jaddah. Maka, sejak itu, hingga sekarang, jaddah putih plus plus tersebut bernama Kicak.

Surganya kicak bisa ditemukan di Pasar Sore Romadhon Kauman. Harga sebungkus Kicak sekitar 2000-2500 rupiah. Sebungkus Kicak biasanya berisi dua hingga tiga balok jaddah. Mahal ya? Lumayan. Tidak terlalu mahal, tidak terlalu murah. Dengan catatan itu harga terakhir Kicak, pada tahun 2011. Kalau sekarang, mungkin harganya sudah naik yaa...

Menurut saya, makan satu balok jaddah saja, sudah bikin kenyang. Apalagi makan dua?

Cenil, biasanya ditemani Lupis
Photo by dapurmanis


Kalau masih terasa kurang puas, saya sarankan untuk makan bolang-baling setelah menyantap kicak. Dijamin kenyang dan ngantuk berat.

Aargh! Kangen Kicak. Kangen Jogja.

Komentar

  1. Terima kasih atas partisipasi sahabat dalam Kontes Unggulan :Aku Dan Indonesia di BlogCamp
    Dicatat sebagai peserta
    Salam hangat dari Surabaya

    BalasHapus
  2. Lezat sekali nih ..
    :)
    nyam nyam ...
    minta komentarnya
    http://resepberbagaikueenak.blogspot.com/2014/07/cara-membuat-banana-cake.html

    BalasHapus
  3. panggil mew aja mbak nunu...
    wah okee makasih yaa :)

    BalasHapus
  4. yummy banget mbak mew,,,iler dah netes gara2 lihat tuh makanan,,tanggung jawab ya,,,

    BalasHapus
  5. wah, aku mampir salah waktu.. arusnya abis maghrib nih...,,, hm.

    BalasHapus
  6. kayanya aku baru pernah makan yang cenil itu deh mbak, waah jadi penasaran rasanya kicak itu tapi adanya cuma pas ramadhan aja sih ya, hmm..

    BalasHapus

Posting Komentar

Apa yang Anda pikirkan setelah membaca tulisan ini?