Meninggalkan Jejak Virtual di Museum Smithsonian, Washington, D.C.

Museum yang seram. Halo? Apa ada orang?
Photo by everybodygoesblog.blogspot

Sejak dulu, antara selera dan gak selera main ke museum. Bukan karena entah kenapa, melainkan justru saya tahu kenapa. Sejumlah polemik horror yang kerap kali disajikan oleh program pendidikan plus pendoktrinan versi siaran televisi, bikin saya setengah gak betah berada terlalu lama di museum.

Well, tergantung museumnya ya?



Bagaimanapun juga, museum adalah salah satu tempat belajar strategis. Pemahaman-pemahaman yang bercokol di balik kotak kaca tentang sejarah, membuat saya lebih mendapatkan ruh sebuah era. Ambillah contoh berpetualang di Museum Zoologi Bogor, yang berdampingan dengan Kebun Raya Bogor. Saya cukup menikmati aneka ragam fosil binatang dan sejumlah replika binatang hasil pengawetan. Bicara soal museum, Kebun Raya Bogor jika ditelusuri secara esensi pun, bisa dikategorikan sebagai museum hidup.

Museum Zoologi Bogor Dan Kebun Raya Bogor


Menarik! Pohon-pohon rindang dan kursi-kursi taman di Kebun Raya Bogor, --yang biasanya sieh jadi objek wisata muda-mudi korban virus merah jambu, dipelihara dan ditata sedemikian rupa, sehingga pengunjung Kebun Raya Bogor merasa nyaman berkeliling museum hidup tersebut.

Nah! Ada lagi nieh yang perjalanan mengasyikan berkeliling museum binatang. Jika umumnya, penikmat sejarah perlu merogoh kocek dan waktunya demi menikmati kemolekan mamalia kuno. Dengan hadirnya teknologi pemangkas ruang dan waktu, maka mereka dan saya tidak perlu lagi melihat kalender untuk datang ke museum favorite. Saya gunakan kata "favorite" untuk menunjukkan bahwasanya saya memang penggemar binatang. Oleh sebab itu, museum sejarah alam menjadi incaran saya.

Perjalanan virtual atau virtual tour yang saya maksudkan di sini bukanlah hasil blog walking atau ngintip Wikipedia seputar museum sejarah alam. Melainkan benar-benar berselancar di gedung museum tersebut.

Tidak perlu bingung. Sudah pernah coba jalan-jalan keliling kota dengan Google Earth kan?

Museum Smithsonian, National Museum of Natural History
Photo by Smithsonian Institution


Ini dia konsep segar yang ditawarkan oleh Museum Smithsonian, National Museum of Natural History di Washington, D.C., Amerika Serikat. Seperti pemaparan sebelumnya, saya muter-muter di Museum Smithsonian tanpa nginjek-nginjek lantainya. Caranya dengan mengunjungi website Virtual Tour Museum Smithsonian, National Museum of Natural History, melalui link berikut ini: www.mnh.si.edu/vtp/1-desktop/

Sensasi berbeda langsung terasa ketika saya melongok ke dalam Museum Smithsonian. Beberapa binatang pengawetan yang unik, imut, dan lucu hanya bisa saya pandangi melalui layar monitor. Artinya, saya terhalang dua lapis kaca, yaitu kaca kotak penyimpanan dan kaca monitor. Benar-benar menarik, walaupun menyiksa plus mengganggu.

Sekali lagi, layaknya bermain dengan Google Earth. Saya berkeliling mulai dari 1st Floor, dilanjutkan ke Ground Floor, lalu lompat ke 2nd Floor tanpa perlu naik tangga, escalator atau lift. Semua dikerjakan hanya dengan menggerak-gerakkan mouse ke kanan, kiri, depan, dan belakang. Termasuk memainkan scroll pada mouse. Awesome!

Koleksi dan hasil riset di Museum Smithsonian bisa dikatakan lebih lengkap dibandingkan dengan koleksi dan hasil riset di museum-museum Indonesia. Mau cari apa? Hampir semuanya ada di sini, seperti anthropology, botany, entomology, invertebrate zoology, mineral sciences, paleobiology, dan vertebrate zoology.

Petualangan saya di lantai satu Museum Smithsonian, dimulai dengan menyapa Rotunda.

Rotunda bukanlah nama salah satu hewan purba, melainkan sebuah ruangan utama yang menyimpan replika gajah purba besar dengan gading ukuran normal. Merujuk pada definisi Wikipedia, Rotunda merupakan sebuah ruangan beratap dome. Uniknya di Rotunda, replika gajah yang ditempeli papan bertuliskan: Selamat datang di dunia gajah. Namun, hanya menyimpan seekor gajah. Tegasnya, hanya dialah satu-satunya gajah di Rotunda. Lalu, dimana gajah lainnya?

Halo, Pak Gajah Afrika! Sehat?


Dipersilakan bagi yang penasaran untuk mengunjungi dan menikmati secara langsung sensasi berkeliling secara virtual di Museum Smithsonian, dengan cara klik link berikut ini: www.mnh.si.edu/vtp/1-desktop/

***
P.S. Nama musemnya bukan Museum Smithsonian, melainkan National Museum of Natural History. Saya sebut sebagai Museum Smithsonian adalah sebagai bentuk penghargaan atas Lembaga Smithsonian yang mengelola museum tersebut.

Komentar

  1. Asyik ya. jadi pengen coba nih. sensasi berkelana di museum tanpa menginjak biaya. terima kasih

    BalasHapus
  2. tour berapa hari mbak di museum itu,,,keren ya,,,

    BalasHapus
    Balasan
    1. kalau saya kemarin butuh dua hari buat ngehabisin seruangan penuh itu mbak :D
      iya, yang bikin aplikasinya keren :)

      Hapus
  3. berkunjung ke musium secara virtual..keren,,,,kapan ya museum di indonesia bisa juga dibuat virtual....
    keep happy blogging always..salam dari Makassar :-)

    BalasHapus
    Balasan
    1. hihihi... :-d saya punya imajinasi yang sama mas :D
      semoga segera saja terwujud

      Hapus
  4. Gambar gajahnya itu yang menarik sekali bagi saya mas, mantap dan indah ya :D

    BalasHapus
  5. ITB, Kampung Gajah, Jungle Bogor juga dah pake Virtual Tour. Mau belajar bikin Virtual Tour?

    BalasHapus

Posting Komentar

Apa yang Anda pikirkan setelah membaca tulisan ini?