Jual Hobimu Yang Kreatif Itu Di Envato!

Hmm... Mulai darimana ya ngetiknya? Sudah lumayan lama menanti momentum satu ini. Ditunggu-tunggu dari dulu, buat nge-post beginian dan begituan. Masalahnya, setiap kali saya nemuin masalah promosi bertajuk "earn money from the internet", maka payment proof tiba-tiba berubah menjadi sesuatu yang lebih menarik dan paling dinanti daripada objek yang ditawarkan.

Kalau diinterpretasikan ke dalam suatu dialog, maka cuma ada dua skenario singkat, padat, bermutu, dan to the point, yaitu:

Kondisi pertama:
"'Sudah pernah withdraw?'
Bagi yang ngenes, apes, dan gak siap amunisi, jawabannya pasti, 'belum'
Maka, siap-siap saja ditusuk, 'trus, ngapain kamu masih di sini?' 
'Enggak... Ini... Anu... Mau apa ya...?'  Mendadak korslet..."
Kondisi kedua:
"'Sudah pernah withdraw?'
'Sudah dunk...'  Agak banggalah, karena lebih mentereng...
'Berapa?' Ini nieh yang kadang bikin salah argumen. Mau jujur, kuatir dia kabur. Mau bohong, gak mungkin dapat pahala.
Lantas dengan diplomatis dijawab, 'sesuai minimumnya saja...' 
'Emang minimum bisa ngambil berapa? Lewat mana?'"



Seragam pertanyaan paling umum seliweran di forum-forum atau meluncur dari bibir-bibir pembaca yang notabene kreatif plus waspada, yaitu:
"Screen shoot-nya mana? No picture = HOAX!
Kok gak ada payment proof-nya sieh?
Sudah pernah withdraw, belum?
Sebulan bisa dapet berapa?
Kalau gak nyari referral, masih bisa dapet duit gak?"

Saya sering papasan dengan hal-hal yang menyenggol withdraw sebagai tanda legit. Wait! "Legit" apa sieh? Diambil dari bahasa mana? Jawa, ya? Saya tahunya, yang legit-legit itu semacam kolak, klepon, teh tebu, jenang grendul... Nah! Itu sudah pasti legit --maksudnya, manis... Gak mungkin kan rasa kolak berubah jadi asin? Apa lagi asem? Bener, gak?

Eh, tapi serius deh. Entah ya, adab datang dari belahan dunia mana, begitu berhubungan dengan uang, yang pertama kali dicari bukan cara ngumpulin earning-nya, melainkan: payment proof, minimum withdraw, siapa saja yang sudah pernah withdraw, dan payment processor. Kalau sudah ngerasa kentir gara-gara hal ini, sekalian saja kamu pecahkan gelas itu, biar ramai, sambil berteriak:
"Mana ekspresinyaaa...?"

//--Sudahlah, mari bergeser sejenak dari redaksi, yang di kemudian hari, bakalan jadi penting ini...
Akhirnya, sampai juga ke pembahasan utama. //--Yeeaaaahhhh... Hurraaaay!

Hey! Bentar, bentar...

Sebelum saya ngelanjutin cuap-cuap, pembacanya masih hidup kan? Siapa tahu saja gara-gara sesi pembukaan sepanjang itu, kamu jadi ketiduran atau inisiatif pura-pura mati. "Durasinya panjang banget. Mendingan saya pura-pura mati saja..." Sambil niruin gaya khas mayat hidup, trus diam-diam searching via Google, Bing, atau Yahoo! "...Envato... Aha! Ini dia. Klik."

Huaduh! Kalau bener gitu, gawat juga ya... Berarti, selama ini skill terpendam saya adalah nyebarin surat undangan ke Rahmatullah, saking ngeboseninnya. Gawat atau hebat? Innalillah... Punya bakat kok mengerikan begitu... Gak lah ya. Jangan. Memangnya, saya ini siapa? Berani-beraninya ngerebut tugas Malaikat Maut.

Saya mulai saja ya... Envato itu dalam bahasa bekennya disebut "Marketplace". Kalau diterjemahkan secara harfiah dan struktural, Envato merupakan wujud virtual sebuah pasar untuk orang-orang kreatif, seperti kamu.

By the way... Ngomong-ngomong...

Artikelnya sudah panjang nieh... Sudah dulu, ah...

Gak perlu sweat drop. Silakan klik link ini buat register, atau lihat-lihat preview berikut, sebelum ke pusat perbelanjaan:



Wait! Jangan ganti channel dulu. Bulan Agustus 2013 ini, GraphicRiver mempersembahkan  file gratis, khusus buat member. Download sekarang juga, dengan cara klik link ini, atau klik gambar berikut:

Komentar