Cerpen "Jejak Mutiara Sultan Kammel" Jadi Finalist

Pernah gak sieh kamu ngumpul sama temen-temen yang seleranya berbeda. Trus, tiap kamu cerita soal hal-hal yang menyenggol minat kamu, reaksi mereka seperti... "Huh?!", "So??" Atau, "trus, penting gitu buat gue?"

Ahh saya pernah ngalami hal ini, tapi cuma sekali. Kejadiannya sudah lama banget. Waktu itu saya masih kelas 3 SMP. Sejak dulu, saya memang sudah tertarik dalam hal nulis fiksi, khususnya fabel. Fabel adalah kisah dimana pemerannya didominasi oleh binatang. Beberapa fabel yang sudah pernah saya tulis dan di-publish lewat blog wordpress seperti, "Doa Dua Ekor Gajah", "Kisah Serigala dan Tiga Domba", dan "Wortel Bikin Makan Hati".

Okay. Lanjut ya.

Waktu itu saya lagi asyik ngobrol sama mbak pengajar bimbel. Sebutlah namanya, "bunga". //--Wealah... Jadi ikut-ikutan acara "Investigasi". Awalnya, obrolan kami memang seru, karena ngebahas soal makanan. Trus, disela-sela obrolan, saya bilang gini, "mbak, saya sekarang lagi nulis cerpen lhoo..." Lalu, dia mendadak...

Silent.
Mengerutkan dahi.
Alis naik sebelah.
Dengan datar menatap saya lewat kacamata kudanya itu.
Sebagai penulis muda yang digampar reaksi seperti itu, jadi terlintas, "apa salah saya...?"

Perlu disadari, bahwa beberapa orang menganggap, "menulis itu ngebosenin". Malahan, kalau ngebuka tema dengan diawali kalimat seperti, "Hey! Novel gue udah ada 50 halaman lho..." atau, "gue lagi nulis cerpen nieh... Yippie!", sekilas kesannya seperti pamer.

Saya bisa merasakan aura indigo dalam isi kepala kamu, yang bisa jadi sekarang lagi kosong melompong, bahkan ada juga yang mikir:
"Pamer darimana? Wajar aja kalau penulis ngomongin soal bahan tulisannya. Sama halnya kayak photographer atau traveler yang ngomongin dia habis jalan kemana, ngejepret objek apa, ketemu siapa aja... Bebas kan??"
Hold on, beibeh! Seperti yang saya bilang, "menulis itu ngebosenin, mirip ngangetin tahi ayam, berkutat bahkan bergulat dengan pasukan huruf. Semua harus detail, seakan dunia ini bergerak slow motion."

Awarding night Nulisbuku
Photo by nulisbuku.com
Adalah fakta jika tidak semua orang suka membaca. Walaupun mereka berhak untuk memaki, mencerca, menghina penulis, bahkan merendahkan karyanya sekalipun! Nah, tahukah kamu? Ketika berhadapan dengan lembaran putih polos dan kosong, butuh kesabaran ekstra menghadapi imajinasi liar para penulis. Tapi saya yakin, teman-teman yang lagi baca postingan saya ini, adalah pribadi yang santun...

Gak nyambung ya? Yes, I know. Saya memang terkadang ngelantur ngalor-ngidul kalau ngebahas sesuatu, tapi akhirnya nyambung juga kok...
Nikmatin aja... Nikmatin...

Ketika saya membicarakan suatu hal yang passion lawan bicara saya berbeda, memang rata-rata reaksi yang saya terima biasa aja. Kalau lagi apes, reaksinya bisa datar-datar saja, bahkan bikin dunia ini sedetik serasa aneh. Sepandai-pandai apapun orang tersebut menutupi, tapi sangat jelas terlihat perbedaannya ketika saya ngobrolin cerpen dengan seorang atlet bola yang gak suka baca, dibandingkan ketika bersama cerpenis.
Btw, dalam postingan kali ini, sebenernya saya mau bagi-bagi kesenangan.

Hari Sabtu, 13 Juli 2013, untuk pertama kalinya saya datang ke event Nulisbuku, yaitu Awarding Night of Fiction Collaboration by Nulisbuku di FX Mall Sudirman, Jakarta Pusat. Well, acaranya seru. Dimeriahkan oleh The Chapter, Novelis Rhein Fathia penulis best seller, serta para host yang gokil dan menginspirasi.

Biarpun saya gak menang baik di kategori kolaborasi maupun perorangan, tapi alhamdulillah, cerpen saya, terpilih ke dalam jajaran 200 finalis pada kontes nulis cerpen kilat bertema "Kejutan Sebelum Ramadhan" yang diselenggarakan oleh Nulisbuku.

Terima kasih admin, para dewan juri, dan kru Nulisbuku.
//--Yeeeiy! Horray! Woohuuuuuuuu...

Best of The Best Kejutan Sebelum Ramadhan
Photo by nulisbuku.com
Sekilas cerpen saya berjudul, "Jejak Mutiara Sultan Kammel", dimana mengisahkan tentang perjuangan ketiga bandit untuk mendapatkan mutiara legendaris milik sultan yang melegenda. Dia bukanlah sembarang sultan biasa. Sultan Kammel memiliki karamah layaknya Nabi Sulaiman. Dia memimpin peperangan melawan musuh-musuh negaranya hanya bermodalkan unta, tanpa disertai satu pun barisan manusia.

Konon tersiar kabar, kesaktian Sang Sultan disebabkan oleh mutiara biru miliknya. Dipercaya secara turun temurun, barang siapa yang memiliki mutiara Sultan Kammel, maka hidupnya akan berjaya, berkuasa, kaya raya, dan hidup abadi tidak akan menua. Namun, mutiara tersebut tersimpan di balik Pintu Neraka.

Penasaran gimana lanjutannya? Baca sekarang juga cerpen "Jejak Mutiara Sultan Kammel" hanya di Buku ke-15, Kejutan Sebelum Ramadhan. Murah kok, hanya Rp. 40.000,-

Percaya gak percaya, saya sama sama sekali gak dapat royalti dari hasil penjualan buku ini. Karena semua hasil penjualannya akan disumbangkan ke Yayasan Anak Yatim.

Saya yakin, kamu gak bakalan rugi. Selain dapet hiburan dari cerita-cerita menarik para penulis young, fresh, and talented, kamu bisa sekaligus bersedekah, membantu kawan-kawan yatim yang butuh uluran tanganmu.

Pesan sekarang dengan cara kirim email ke alamat: admin@nulisbuku.com,
Jangan lupa tulis subyek email: ‘BELI BUKU KEJUTAN SEBELUM RAMADHAN’
Lalu sertakan: nama lengkap, alamat, nomor handphone dan seri judul bukunya.
At least but not the last, tunggu balasan email dari kru Nulisbuku.
Contoh body atau isi email: 

Nama: Mew da Vinci,
Alamat: Perum. Taman Sari Persada Blok B3 No. 15, Bogor -16166
No HP: +62813-10xxxx09
Judul buku: Kejutan Sebelum Ramadhan, buku #15.
Jumlah: 1 eksemplar.
Apresiasikan semangat dan kepedulianmu dengan membeli buku ini --apalagi kalau ada cerpen saya di Buku #15. Sangat berarti lho buat saya, dan khususnya teman-teman yatim.

Okay then, tunggu apa lagi? Kekalkan hartamu lewat sedekah...
Sedekah lewat buku, gak masalah!

Komentar

Posting Komentar

Apa yang Anda pikirkan setelah membaca tulisan ini?