Kemana ya larinya limbah rumah sakit?

Nyambung postingan kemarin tentang "Implementasi Green Hospital di Indonesia". Sebelumnya saya ngebahas tentang saving energy dan optimalisasi sumber daya. Kali ini, saya penasaran tentang pengelolaan limbah rumah sakit.
Sok tahu saya... Bukan "setahu saya" ya, tapi "sok tahu saya"...  Saya kan Sarjana Teori, yang cuma seneng baca, trus orang lain saya mintai tolong buat praktek. Seandainya terjadi kesalahan, sebagai teoritis ndablek ya wajar aja hehe... //--kabuuurrrrr

Hospital waste
Photo by visualphotos.com
Limbah rumah sakit dibedakan menjadi dua jenis, yaitu medis dan non-medis, sehingga harus diuraikan secara berbeda. Kalau saja suatu rumah sakit memiliki kualitas pelayanan yang rendah, mengabaikan kesalahan ketika menangani bahan-bahan dan peralatan terkontaminasi, serta buruknya penyediaan dan pemeliharaan sarana sanitasi, maka peluang penghuni rumah sakit dan lingkungan sekitarnya untuk terinfeksi akan semakin besar.

Sempet mikir juga, "sebenernya mana sieh yang lebih berbahaya antara limbah rumah sakit dengan limbah rumah tangga?" Setelah baca-baca beberapa referensi, ternyata sama berbahayanya, hanya saja proses penyebaran kuman dan virus akibat limbah rumah tangga lebih lambat. Maaf nieh, saya memandang rumah sakit sebagai istana kuman yang higienis.


Biarpun rumah sakit tampak bersih, kinclong, dan licin sampai nyamuk kepleset, ditambah harum semerbak menusuk hidung, tidak menjamin saya akan tetap sehat, segar, dan bugar sekeluarnya dari rumah sakit. Baik penjenguk maupun pasien, berpotensi barter kuman. //--kuman kok barter...

Saya ulangi lagi ya... Limbah rumah sakit dibedakan menjadi dua, yaitu medis dan non-medis. Dan sok tahu saya, keduanya memiliki tiga jenis, yaitu padat, gas, dan cair. Gak berhenti sampai di situ, baik padat, cair, maupun gas masih bisa dirunut lagi ke bawah. Limbah medis padat, dikelompokkan menjadi benda tajam, infeksius, patologi atau jaringan tubuh, sitotoksis, farmasi, kimia, radioaktif, dan plastik. Ini sekedar hasil baca-baca makalah. Salah satunya makalah Pak M. Arifin tahun 2008, berjudul "Pengaruh Limbah Rumah Sakit Terhadap Kesehatan".

Seseram apa akibat dari limbah-limbah tersebut, sampai saat ini masih belum kebayang, tapi beberapa senyawa berasal dari limbah berpotensi menggangu hingga merusak genetik dan sistem reproduksi manusia.

Sterilization room
Photo by antigonishsmiles.com
Kadang saya ngebayangin, seandainya pintu kamar pasien lapis dua, dimana rongga di antaranya merupakan ruang pembunuh kuman, bakteri, dan virus dengan cara diuap...

Jadi sebelum saya, yang mau jenguk, masuk ke kamar pasien, harus ganti baju dulu, yah at least pakaian luarnya aja, gak perlu sampai dalaman. Selain itu, barang-barang yang akan dibawa masuk, harus disterilisasikan. Trus, pintu otomatis tebuka seperti mau masuk lift, dan muncul uap dari sisi kanan, kiri, atas, bawah, depan, belakang, diagonal atas kanan, atas kiri, bawah kanan, dan bawah kiri dibarengi bunyi "TCHEESSSS..." Terakhir, begitu detektor kuman menyatakan bersih dan aman untuk memasuki kamar pasien, maka pintu ke kamar pasien akan terbuka. Kalau masih berkuman, maka pintu keluar kamar pasien yang akan terbuka.
Pertanyaan baru: Ada gak ya, rumah sakit yang siap dan segera menerapkan sistem seperti ini?
Limbah rumah sakit sendiri, lebih tepatnya bukan dilarikan, tapi dipisahkan, kemudian ditampung, diangkut, terakhir diolah, dibuang, atau dimusnahkan.

Kesimpulannya, apapun limbahnya, dan seberbahaya apapun dia, limbah tetaplah limbah. Suatu limbah dapat diberdayakan, dengan syarat tidak berbahaya, bukan infeksius, dan merupakan limbah yang dapat digunakan kembali. Sebaiknya mulai konsentrasi memikirkan cara meminimalisasikan limbah, tidak hanya berlomba menginovasikan cara mengelola limbah.

Saya Mew da Vinci, melaporkan dari Arena limbah. Salam miaw!

Komentar

  1. luphiii kalo sistem kayak gitu diterapkan, rumah sakit berasa seraaammm kayak ruang isolasi... hiuuuhhhh.... :))

    BalasHapus
    Balasan
    1. haha! isolasinya pindahin aja ke luar ruangan rati... :-d

      Hapus

Posting Komentar

Apa yang Anda pikirkan setelah membaca tulisan ini?